YANGON, KOMPAS.TV - Didasarkan atas insiden yang aparat lakukan sebelumnya, warga di kota perbatasan Tamu, Myanmar, melakukan serangan balasan terhadap junta militer, Minggu (11/4/2021).
Akibat serangan tersebut, organisasi bersenjata setempat menyebut ada 18 tentara junta militer dikabarkan tewas. Namun menurut pengakuan saksi ada 19 orang yang tewas.
Baca Juga: Sudah Lebih 700 Rakyat Myanmar Dibunuh Aparat Keamanannya Sendiri Sejak Kudeta 1 Februari Lalu
"(Hari sebelumnya) polisi dan tentara menggunakan peluncur granat, senapan mesin, dan bahan peledak untuk melawan kami. Kami juga mendengar 19 tentara tewas ketika granat dilemparkan ke truk militer," kata seorang saksi, sebagaimana dikutip dari media Irrawaddy.
Lebih jelasnya, kemarahan warga ini dipicu oleh aparat yang menembak kepala salah seorang warga yang tidak ikut protes hingga terbunuh.
Selain itu, diketahui seorang warga lainnya juga dipukuli oleh para tentara junta militer.
Baca Juga: Pasukan Junta Militer Myanmar Gunakan Granat dan Persenjataan Berat, Lebih dari 80 Orang Tewas
"Satu ditembak di kepala dan yang lainnya dipukul di punggung," kata salah seorang warga.
Alhasil pengunjuk rasa antirezim semakin deras turun ke jalan, meskipun pasukan dari pihak rezim tak henti melayangkan perlakuan keras hingga menggunakan bahan peledak.
Akibatnya, banyak penduduk kota yang meninggalkan Tamu dengan melintasi perbatasan India untuk menghindari kekerasan yang semakin memuncak.
Baca Juga: Menlu Retno Terima Dukungan Inggris Terhadap ASEAN untuk Selesaikan Krisis Myanmar
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari junta mengenai kejadian yang baru terjadi ini.
Junta militer, melalui media pemerintah, diketahui selalu menyebut para pendemo antikudeta sebagai teroris yang dapat membahayakan stabilitas negara.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.