YANGON, KOMPAS.TV - Kekejaman pasukan junta militer Myanmar terus berlanjut dengan menggunakan granat dan persenjataan berat saat menghadapi pengunjuk rasa.
Dilaporkan, lebih dari 80 orang tewas saat aksi unjuk rasa di Bago, dekat Yangon, Jumat (9/4/2021).
Menurut saksi, para tentara dan polisi menembaki semua yang bergerak.
Baca Juga: Restoran Langgar Aturan Covid-19, Manajer Ditangkap dan Lebih dari 110 Pelanggan Didenda
Pasukan junta militer dilaporkan telah mengambil jasad dari orang yang terbunuh, sehingga jumlah pasti berapa banyak yang tewas tak pernah bisa akurat.
Namun, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), angka kematian sebenarnya lebih tinggi dari yang terdata.
Menurut penyelenggara protes Ye Htut kepada Myanmar Now seperti dikutip dari BBC, pasukan junta militer tak memandang bulu dalam menghabisi demonstran.
Baca Juga: Jurnalis Kriminal Veteran Yunani Ditembak Mati, Eropa Mengecam
“Ini seperti genosida. Mereka menembaki ke semua bayangan yang bergerak,” ujarnya.
Para warga pun melarikan diri ke desa-desa terpencil untuk menyelamatkan dirinya dari kebrutalan pasukan junta Myanmar.
Baca Juga: Abu Gunung La Soufriere Selimuti Pulau Saint Vincent, Warga Mengungsi Dan Penerbangan Dibatalkan
Demonstrasi terus terjadi di seluruh Myanmar sejak junta militer melakukan kudeta pada 1 Februari dan menyatakan negara dalam keadaan darurat selama setahun.
Warga Myanmar tak mau kekejaman junta militer kembali terulang sebelum pemerintah sipil mengambil alih pemerintahan sejak 2015.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.