RIO DE JANEIRO, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Brazil Dilma Rousseff menyebut cara pemerintahan Jair Bolsonaro saat ini menghadapi pandemi Covid-19 seperti melakukan genosida atau pembunuhan massal.
Melansir Guardian, kematian di Brazil karena Covid-19 mencetak rekor baru. Dalam tiga hari terakhir ada lebih dari 12 ribu pasien Corona meninggal dunia.
Hal ini membuat Rousseff gelisah. Ia menyebut, Brazil saat ini seperti tak memiliki pemerintahan.
Baca Juga: Penyintas Holocaust Sebut Donald Trump Mirip dengan Adolf Hitler
“Kami melihat 4.200 kematian per hari sekarang dan semuanya menunjukkan bahwa jika tidak ada perubahan, kami akan mencapai 5.000. Namun ada normalisasi yang benar-benar menjijikkan dari kenyataan yang sedang berlangsung ini,” ujar Rousseff terkait rekor kasus kematian Covid-19 pada Selasa (6/4/2021).
Rousseff dan banyak warga Brazil percaya, kebijakan Bolsonaro yang antisains dan menyebut Covid-19 sebagai “flu kecil” adalah penyebab bencana ini.
Presiden perempuan pertama di Brazil itu juga mengklaim Bolsonaro menyabotase usaha menekan penyebaran virus Corona dan vaksinasi.
Bolsonaro menolak melakukan karantina wilayah atau lockdown dan gagal memberikan bantuan ekonomi pada warga Brazil.
“Saya tidak mengatakan Brasil tidak akan mengalami kematian (dengan respons kebijakan yang berbeda). Semua negara menderita. Saya berpendapat sebagian dari jumlah kematian di Brazil pada dasarnya akibat keputusan politik yang salah, yang masih diambil," kata Rousseff pada Guardian.
Ia juga menyoroti kemunculan berbagai varian virus Covid-19 di Brazil. Beberapa negara Amerika Selatan sampai menutup perbatasan dari Brazil karena takut dengan varian Corona P1 yang lebih menular.
Baca Juga: Perdana Menteri Australia Ucapkan Belasungkawa Mendalam atas Meninggalnya Pangeran Philip
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.