Kompas TV regional budaya

Megengan, Tradisi Sambut Bulan Suci Ramadhan dengan Kegembiraan

Kompas.tv - 8 April 2021, 16:37 WIB
megengan-tradisi-sambut-bulan-suci-ramadhan-dengan-kegembiraan
Tradisi meugangan atau megengan yang biasa dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. (Sumber: nu.or.id)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Deni Muliya

SOLO, KOMPAS.TV - Megengan atau meugangan adalah tradisi menyambut bulan suci ramadhan yang berkembang di daerah Aceh, Melayu dan Jawa. 

Tradisi ini dilakukan berkumpul bersama keluarga, makan bersama, hingga membaca zikir dan tahlil untuk arwah keluarga yang telah wafat. 

Selain itu, masyarakat juga melakukan ziarah kubur dan menggelar sedekah massal di masjid atau musala.

Ada juga masyarakat yang melakukan kunjungan silaturahmi.

Semuanya itu dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan dengan bergembira. 

Menyambut bulan suci ramadhan dengan kegembiraan merupakan hal yang baik dalam agama. 

Dilansir dari nu.or.id, dalam riwayat Imam Ahmad dan An-Nasa’i mengabarkan kepada kita bahwa Rasulullah SAW juga mengekspresikan kegembiraannya kepada para sahabat perihal kedatangan bulan suci ramadhan. 

Baca Juga: Hayo, Siapa yang Masih Punya Utang Puasa Ramadhan? Begini Ketentuan Waktu Membayarnya

Hal itu sebagaimana termaktub dalam hadits berikut ini:

“Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada para sahabat atas kedatangan bulan Ramadhan, sebagaimana riwayat Imam Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah RA. Ia menceritakan bahwa Rasulullah memberikan kabar gembira atas kedatangan bulan Ramadhan dengan sabdanya: Bulan Ramadhan telah mendatangi kalian, sebuah bulan penuh berkah di mana kalian diwajibkan berpuasa di dalamnya, sebuah bulan di mana pintu langit dibuka, pintu neraka Jahim ditutup, setan-setan diikat, dan sebuah bulan di mana di dalamnya terdapat malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang luput dari kebaikannya, maka ia telah luput dari kebaikan yang banyak,” (Lihat Az-Zarqani, Syarah Az-Zarqani alal Mawahibil Ladunniyah bil Minahil Muhammadiyyah, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1996 M/1417 H], juz XI, halaman 222).

Hadits tersebut kemudian menjadi dasar beberapa ulama untuk memperbolehkan masyarakat menyambut bulan ramadhan dengan kegembiraan. 

Hadits tersebut membuktikan bahwa setiap orang boleh bergembira atas kedatangan bulan ramadhan.

Baca Juga: Harap Diperhatikan saat Ramadhan, 5 Jenis Makanan Ini Tidak Boleh Disimpan di Freezer!

Sebagian ulama berpendapat, hadits ini menjadi dasar atas praktik penyambutan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain atas kedatangan bulan Ramadhan.

Referensi itu dapat dilihat pada Az-Zarqani, Syarah Az-Zarqani `ala al Mawahibil Ladunniyah bil Minahil Muhammadiyyah (Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1996 M/1417 H], juz XI, halaman 223). 

Baca Juga: Bagaimana Tahapan Vaksinasi Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan?



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x