KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan menemukan seorang pasien yang terjangkit virus Corona varian “Eek” atau E484K di Indonesia. Penularan mutasi baru Corona ini berasal dari Jepang.
Mengutip South China Morning Post, sekitar 70 persen pasien di sebuah rumah sakit di Tokyo, Jepang tertular mutasi virus “Eek” ini.
Media lokal NHK juga menyebut 10 dari 14 pasien positif Corona tertular mutasi “Eek” di Rumah Sakit Medis Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo pada Maret.
Baca Juga: Ini Dia Fakta-Fakta Terkait Temuan 3 Mutasi Baru Virus Corona
Pada Februari dan Maret 2021, 12 dari 36 pasien Covid-19 di Jepang tertular mutasi virus itu. Seluruh pasien itu tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau bertemu pasien lain yang tertular varian virus Corona itu.
Temuan ini mengejutkan karena mutasi “Eek” ini baru pertama kali muncul di Jepang. Apalagi, pemerintah Jepang belum mulai melakukan vaksinasi Covid-19 dalam skala besar untuk masyarakat umum.
Istilah “Eek” untuk varian baru ini berasal dari kata informal bahasa Inggris exclamation yang menunjukkan ekspresi terkejut, takut, atau peringatan.
Mengutip Kompas.com, para peneliti pertama kali mengenali mutasi E484K pada varian SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19) di Afrika Selatan. Mutasi “Eek” ini belakangan juga muncul di Brazil.
Tak cuma itu, mutasi serupa juga muncul pada varian Corona B.1.1.7 dari Inggris. Hal ini menambah besar ancaman varian Inggris yang terbukti lebih mudah menular dan berisiko lebih kebal dari vaksin Covid-19.
Seperti diketahui, Satgas Covid-19 telah menemukan pasien yang terjangkit varian B117 di Indonesia.
Baca Juga: Waspada N439K, Varian Baru Virus Corona
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.