YERUSALEM, KOMPAS.TV – Umat Kristiani di Tanah Suci menjalankan ibadah Jumat Agung tahun ini di tengah krisis Covid-19 yang mereda, yang ditandai dengan dibukanya sejumlah tempat ibadah bagi umat secara terbatas. Namun, tak ada perayaan massal para peziarah yang biasa terlihat pada Pekan Suci menjelang Paskah.
Tahun ini merupakan tahun kedua umat Kristiani merayakan Paskah di tengah pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Tahun lalu, Yerusalem memberlakukan lockdown ketat, dan misa suci digelar oleh kelompok kecil pendeta di balik pintu tertutup. Ini merupakan perayaan sederhana yang mencolok, setelah tahun-tahun sebelumnya puluhan ribu peziarah memadati tempat-tempat suci di kota itu.
Tahun ini, para biarawan Fransiskan berjubah cokelat memimpin ratusan jemaat menyusuri Via Dolorosa, mengulang tradisi menapaki jejak langkah terakhir Yesus, sambil mendaras doa melalui pengeras suara di sepanjang Jalan Salib.
Kelompok lain menyusul sembari memanggul salib kayu di sepanjang rute melalui Kota Lama, menyanyikan himne dan sesekali berhenti untuk mendaras doa.
“Kita harus berdoa bagi mereka yang tak dapat hadir di sini,” ujar Alejandro Gonzaled, seorang warga Meksiko yang tinggal di Israel seperti dilansir dari The Associated Press pada Jumat (2/4/2021).
“Kami yang berada di sini harus mengingat mereka dan melalui Jalan Salib yang akan mereka lalui juga.”
Gereja Makam Kudus, yang dibangun di tempat yang dipercaya merupakan lokasi Yesus disalib, meninggal hingga bangkit, dibuka bagi para pengunjung dengan kewajiban penggunaan masker dan pembatasan sosial.
“Sejumlah lokasi sudah dibuka, tapi secara hati-hati dan bertahap,” kata Wadie Abunassar, penasehat para pemimpin gereja di Tanah Suci.
“Di tahun-tahun normal, kami menyerukan agar orang-orang keluar. Tahun lalu, kami menyerukan agar mereka tinggal di rumah. Tahun ini, kami diam.”
Israel telah menggelar program vaksinasi yang menjadi salah satu program vaksinasi paling sukses di dunia, hingga negara itu dapat kembali membuka restoran, hotel dan tempat-tempat ibadah. Namun, perjalanan udara masih dibatasi dengan karantina dan sejumlah pembatasan lain, hingga puluhan ribu peziarah dari luar tak dapat datang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.