Kompas TV entertainment lifestyle

BKSDA Sumbar Masih Buru Pelaku Penyiksa Monyet Simpai Langka yang Viral di Media Sosial

Kompas.tv - 2 April 2021, 17:55 WIB
bksda-sumbar-masih-buru-pelaku-penyiksa-monyet-simpai-langka-yang-viral-di-media-sosial
BKSDA buru pelaku penganiayaan monyet jenis Simpai (Sumber: Instagram)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Eddward S Kennedy

JAKARTA, KOMPAS.TV - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memburu video pelaku penganiayaan monyet atau primata jenis Simpai yang viral di media sosial.

Saat ini, BKSDA Sumbar sedang menelusuri lokasi kejadian dan mencari pelaku.

Sedang kita telusuri lokasi dan keberadaan pelaku," kata Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar, Ade Putra, yang dihubungi Kompas.com, Kamis (1/4/2021).

Ade mengatakan, pihaknya sudah menyebarkan pengumuman untuk mencari keberadaan pelaku.

"Pengumuman sudah kita sebar melalui media sosial. Kita berharap segera ditemukan," kata Ade.

Sebelumnya viral video sejumlah remaja siksa monyet jenis satwa langka dilindungi negara, yakni Simpai atau Surili Sumatera (Presbytis melalophos).

Video penganiayaan binatang tersebut viral setelah diposting di Instagram. Diduga, peristiwa remaja siksa monyet dilindungi tersebut terjadi di Sumatera Barat.

Sebuah akun Instagram @jakartaanimalaidnetwork membagikan video tersebut yang hingga Kamis (1/4/2021) sudah tayang 12.480 kali.

Dalam video itu terlihat sejumlah remaja laki-laki menyakiti satwa langka itu dengan menarik-narik ekornya.

Simpai tersebut terlihat menjerit-jerit dan kemudian masuk ke sungai. Saat itu terlihat remaja-remaja itu tertawa melihat Simpai tersebut kesakitan.

Dari hasil penelusuran, logat bahasanya diduga hal itu terjadi di Sumatera Barat.

Ade mengatakan, Simpai adalah salah satu satwa endemik Pulau Sumatera. Primata dari famili Cercopithecidae ini kerap disebut Simpai atau Surili Sumatera. Daerah sebaran satwa ini terbatas di berada Pulau Sumatera.

Penurunan populasi dan ancaman yang terus terjadi membuat IUCN memasukkannya sebagai spesies Endangered dalam daftar merahnya. CITES juga memasukkannya dalam daftar appendix II.  



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x