NEW YORK, KOMPAS.TV – Tersangka pelaku penyerangan bermuatan kebencian terhadap seorang perempuan keturunan Asia di Kota New York, Amerika Serikat (AS), ditangkap pada Rabu pagi (31/3/2021). Tersangka tengah dalam masa pembebasan bersyarat karena membunuh ibunya pada dua dekade lalu.
Tersangka pelaku, Brandon Elliot (38), terekam dalam kamera pengawas sebuah gedung kedapatan melakukan serangan dengan menendang dan menginjak seorang perempuan di dekat Times Square pada Senin lalu (29/3/2021). Polisi menyatakan, Elliot tinggal di hotel yang berfungsi sebagai tempat penampungan tunawisma beberapa blok dari lokasi kejadian. Elliot ditangkap di hotel itu pada Selasa tengah malam. Polisi berhasil meringkusnya berkat laporan dan informasi dari masyarakat.
Elliot dipenjara karena menikam ibunya hingga tewas di Bronx pada tahun 2002 silam, saat ia berumur 19 tahun. Ia dibebaskan pada 2019 dengan masa pembebasan bersyarat seumur hidup. Dewan pembebasan bersyarat sebelumnya telah menolak pembebasannya dua kali. Catatan kriminal Elliot juga termasuk aksi perampokan yang dilakukannya pada tahun 2000.
Baca Juga: Dua Serangan Terhadap Warga Asia di Hari yang Sama Terjadi di Kota New York, Para Saksi Berdiam Diri
“Saat Anda membebaskan seseorang dari penjara dan menempatkannya di penampungan tunawisma, itu berarti mencari Anda mencari masalah,” ujar Komisaris Dermot Shea dari Kepolisian Kota New York (NYPD) seperti dilansir dari The Associated Press, Kamis (1/4/2021). “Harus ada jaring pengaman dan sumber daya untuk mereka. Ini seharusnya tidak boleh terjadi.”
Atas aksi penyerangannya pada Senin lalu, Elliot, yang merupakan warga kulit hitam, menghadapi tuduhan kejahatan rasial.
Korban diidentifikasi sebagai Vilma Kari (65), seorang perempuan yang berasal dari Filipina.
Duta besar Filipina untuk AS Jose Manuel Romualdez menyatakan, Kari merupakan warga AS keturunan Filipina.
Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin Jr. mengecam aksi penyerangan itu melalui sebuah unggahan di Twitter.
“Ini sangat diperhatikan dan akan mempengaruhi kebijakan luar negeri Filipina,” tulisnya tanpa merinci.
Baca Juga: Duterte: Amerika Serikat Mau Tetap Punya Pasukan Militer di Filipina? Bayar!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.