KLATEN, KOMPAS.TV - Pemuda asal Klaten, Jawa Tengah, Afidha Fajar Adhitya, tidak patah semangat dalam menjalankan usahanya. Meski berkali-kali gagal dalam berwirausaha barang elektronik hingga kuliner, namun Afidha tidak pernah menyerah.
Dan akhirnya Afidha mencoba keberuntungannya dengan membuat jam tangan dari kayu pada tahun 2014 lalu, dan hasilnya Afidha bisa meraup keuntungan ratusan juta rupiah per bulan.
Semua jam tangan kayu Eboni Watch ini diproduksi di Dukuh Lemahmiring, Desa Paseban, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Sudah 7 tahun, pria yang pernah menjadi guru honorer bahasa inggris ini menggeluti usaha jam tangan kayu.
Dibantu belasan karyawan, Afidha mulai melebarkan penjualannya. Ia menjual produknya secara daring atau online dan peminatnya pun sudah meluas dari semua penjuru kota di Indonesia.
Harga jam tangan kayu ini dibanderol antara Rp 300 ribu hingga Rp 2,5 juta. Bahan utama yang digunakan berasal dari limbah kayu sonokeling dan kayu maple yang dibeli dari luar negeri.
Kini di tengah pandemi Covid-19 dan seruan dari Presiden Joko Widodo untuk mencintai produk dalam negeri, sangat menguntungkan usahanya. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, kualitas jam tangan kayu benar-benar dijaga.
"Harapanya semua UMKM juga perlu digital juga, jadi masyarakat lebih aware sama produk-produk lokal, diuntungkan pastinya. Kenaikan omzet justru waktu pandemi, karena kami fokus jualan di online, jadi malah ternyata responnya lebih bagus daripada sebelum pandemi, jadi alhamdulillah sekali" ujar Afidha.
Sebagai pengusaha milenial, Afidha selalu mengedepankan kepercayaan diri dalam menjual produknya. Walaupun Afidha tidak memiliki keahlian di bidang kriya, namun Afidha tetap terus belajar berkarya melalui produknya, agar bisa memiliki nilai jual dan kreativitas tinggi.
#JamTanganKayu #Klaten #UMKM
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.