Kompas TV nasional peristiwa

Mengenang Pembajakan Woyla 31 Maret 1981, Aksi Teror Pesawat Pertama Maskapai Indonesia

Kompas.tv - 31 Maret 2021, 05:30 WIB
mengenang-pembajakan-woyla-31-maret-1981-aksi-teror-pesawat-pertama-maskapai-indonesia
Pembebasan pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia oleh kelompok yang menamakan diri Komando Jihad 31 Maret 1981 (Sumber:Tribunnews)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Aksi terorisme terhadap maskapai Indonesia, terjadi pertamaka kali terhadap pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia oleh kelompok yang menamakan diri Komando Jihad. Aksi ini  terjadi pada 28 Maret 1981. 

Namun, pesawat yang dikenal dengan sebutan Woyla itu baru berhasil dibebaskan pada 31 Maret 1981. Dilansir dari arsip Harian Kompas yang terbit 1 April 1981, operasi pembebasan dilakukan oleh pasukan Grup 1 Para Komando dari Komando Pasukan Sandi Yudha (Koppasandha, sekarang bernama Kopassus), Selasa 31 Maret 1981 dini hari sekitar pukul 02.30 waktu Bangkok. 

Operasi pembebasan di bawah komando Kepala Pusat Intelijen Strategis yang saat itu dijabat Letjen LB Moerdani. Adapun Letkol Infanteri Sintong Panjaitan menjadi pemimpin operasi di lapangan. 

Pesawat Woyla dibajak di antara langit Palembang-Medan dan kemudian dibelokkan ke  Bandara Don Muang, Bangkok.  Setelah mendapat persetujuan Pemerintah Thailand, maka operasi pembebasan pun mulai bergerak. Sejumlah sumber menyebut bahwa pasukan komando Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menangani pembajakan pesawat. 

Baca Juga: Teroris Makassar adalah Pasutri Muda, Waspada Romantisasi Terorisme di Keluarga

Tidak heran, pembajakan Woyla merupakan peristiwa terorisme pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia. 

Namun, operasi pembebasan yang dirancang sejak 28 Maret 1981 itu berlangsung sukses. Setelah mempelajari bagian pesawat DC 9 dan posisi pembajak, pasukan komando berhasil membebaskan pesawat berisi 48 penumpang dan 5 awak pesawat dalam waktu singkat. 

Pasukan komando hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk melumpuhkan 5 teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein.

Harian Kompas juga  mengutip keterangan resmi pemerintah yang menyebut bahwa pilot Herman Rante dan anggota Koppasandha Achmad Kirang meninggal setelah dirawat  di rumah sakit akibat luka tembak serius.

Baca Juga: BNPT: Fakta Empiris, Beberapa Anggota FPI Terlibat Terorisme

Sementara  pimpinan kelompok teror,  Imran bin Muhammad Zein  berhasil ditangkap. Imran dibawa ke pengadilan dan divonis mati pada 28 Maret 1983. 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x