WASHINGTON, KOMPAS.TV - Tindakan Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik, Kamis (25/3/2021), diyakini sebagai pesan untuk Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.
Uji coba rudal balistik ini menjadi yang pertama kalinya dilakukan oleh rezim Kim Jong-un di masa kepemimpinan Joe Biden.
Tindakan ini pun dianalisa oleh Direktur Senior Studi Korea di Pusat Kebijakan Nasional, Harry Kazianis.
Baca Juga: Korea Utara Kembali Uji Tembak Peluru Kendali Balistik Jarak Pendek
Menurutnya apa yang dilakukan Kim Jong-un dikarenakan karena Biden menertawakan uji coba yang dilakukan Korea Utara.
“Meski komentar Biden dan tawa Biden tidak dimaksudkan untuk memicu reaksi, Korea Utara akan menggunakan dalih apa pun untuk meningkatkan pertaruhan. Membuat kita semakin dekat ke hari-hari kelam 2017,” ujar Kazianis kepada Newsweek.
Baca Juga: Panjat Patung T-Rex Setinggi 3 Meter, Perempuan Ini Baru Tahu Ia Fobia Ketinggian dan Tak Bisa Turun
“Pada beberapa bulan ke depan, kita harus bersiap menghadapi uji coba Korea Utara yang lebih besar dan lebih banyak rudal terbaru,” tambahnya.
Biden sebelumnya memang sempat menertawakan pertanyaan media terkait rencana uji coba rudal Korea Utara.
Menurutnya, hal itu bukanlah provokasi dan menyebutnya sebagai sebuah bisnis dan hal yang biasa.
Baca Juga: Kelakuan Suami Ini Keterlaluan, Hanya karena Curiga Diselingkuhi Istri
Meski begitu, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga mengatakan peluncuran tersebut mengancam perdamaian dan keamanan di Jepang dan sekitarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong.
Ia mengatakan keprihatinan yang mendalam atas peluncuran tersebut dan mendesak Korea Utara menjunjung tinggi komitmennya untuk perdamaian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.