NEW DELHI, KOMPAS.TV – Kejadian menyakitkan dialami seorang wanita di India yang alat kelaminnya dijahit suami karena curiga diselingkuhi.
Media lokal New Delhi melaporkan, kejadian ini berawal dari pelaku yang berusia 25 tahun meminta istrinya untuk melakukan “tes keperawanan”.
Namun, si suami malah mengikat tangan dan kaki korban kemudian melakukan tindakan keji yakni menjahit alat kelaminnya menggunakan kawat alumunium.
Korban yang berusia 24 tahun itu pun kemudian mengalami pendarahan hebat, sementara suaminya kabur. Diketahui aksi ini terjadi di Distrik Rampur, Uttar Pradesh, New Delhi.
Baca Juga: Berusia 48 Tahun, Surat Lamaran Milik Steve Jobs Laku Dijual Rp3,2 Miliar
Ibu korban yang mengetahui kejadian ini segera membawa anaknya ke rumah sakit terdekat di Distrik Rampur.
Sang ibu lalu memutuskan untuk melaporkan menantunya tersebut ke kepolisian atas tindakan yang dinilai “barbar dan tak bisa diterima”.
"Saat ini, korban sedang mendapat perawatan intensif," kata Shogun Gautam, Pengawas Polisi Rampur.
Goutam memastikan, pelaku yang berprofesi sebagai sopir itu telah ditangkap dan ia berjanji akan segera memasukkannya penjara.
Baca Juga: Terlalu Banyak Makan Junk Food, Monyet Ini jadi Kegemukan dan Punya Bobot hingga 20 Kilogram
Salah satu dokter yang merawat korban mengatakan, aksi yang dilakukan pelaku benar-benar jahat karena istrinya mengalami luka serius.
"Kami akan memastikan dia mendapat pengobatan terbaik. Saat ini, kondisinya baik dan kami berharap dia bisa segera pulang," ujar dokter tersebut.
Dilansir Kompas.com Kamis (25/3/2021), wanita itu mengungkapkan suaminya sering menyiksanya tanpa alasan.
Polisi menjelaskan, pasangan yang sudah menikah selama dua tahun itu sebenarnya punya bayi. Namun, meninggal setelah dilahirkan.
Baca Juga: Berlindung di Bawah Pohon saat Badai, 4 Tukang Kebun Tersambar Petir
Kekerasan yang dialami wanita ini menambah panjang daftar kekerasan terhadap wanita di India. India mencatakan total 1.475 keluhan mengenai kekerasan dalam rumah tangga dari Maret sampai dengan Mei 2020.
Jumlah kekerasan ini melonjak dari tahun sebelumnya dan ditengarai salah satu penyebabnya adalah pandemi Covid-19.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.