KARANGANYAR, KOMPAS.TV – Kejadian alam unik terjadi di Karanganyar, Jawa Tengah. Lobang bekas sumur bor memuncratkan air yang berasa asin dan bisa terbakar ketika tersulut api.
Fenomena sumber air asin itu terjadi di Dukuh Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar. Pemilik pekarangan rumah, Solihin bercerita semula hendak membuat sumur dalam untuk kebutuhan air bersih.
Ia mengebor tanah untuk mencari sumber air. Air mulai menyembur setelah pipa bor mencapai kedalaman 120 meter. Rupanya air yang diperoleh terasa asin dan bisa terbakar saat tersulut api.
Baca Juga: Berlindung di Bawah Pohon saat Badai, 4 Tukang Kebun Tersambar Petir
Apa penjelasan ahli mengenai fenomena tersebut?
Menurut ahli geologi Unversitas Gadjah Mada, Doni Prakasa Eka Putra, fenomena air asin memang bisa ditemukan dalam kedalaman tanah tertentu.
"Itu ya tetap saja air tanah, memang air tanah itu macem-macem. Prinsipnya, semakin dalam kita mengebor, maka biasanya air tanah yang kita temukan asin," kata Doni dilansir dari Kompas.com, Selasa (23/3/2021).
Ia mengatakan, mengenai kedalaman untuk menemukan air asin tergantung lokasi pengeboran. Doni lalu mencontohkan munculnya air asin di daerah cekungan Wates, Kulon Progo di kedalaman 40 meter.
Baca Juga: Viral Video Penemuan Katak Mirip ‘Tuyul Air’, Ini Penjelasan LIPI
Namun, Doni menuturkan, munculnya air asin yang bisa terbakar di Karanganyar merupakan fenomena yang sangat menarik karena wilayah yang berada di lereng gunung.
"Nah kemungkinan asin itu menunjukkan bahwa air itu berada di kedalaman yang cukup dalam," jelas dia.
"Hal itu menunjukkan bahwa air itu sudah tua, dalam artian tidak ikut dalam proses hidrologi atau air yang terperangkap di bawah permukaan," tutur dia.
Secara teori, Doni menjelaskan, kelarutan gas-gas di dalamnya akan berkurang ketika air semakin asin. Maka dari itu, semakin dalam air itu ditemukan, kemungkinan konsentrasi gas yang terlarut juga semakin besar.
Baca Juga: Seorang Anak TK Ditemukan Tewas Setelah Terkunci Selama 4 Jam di Dalam Mobil Sang Guru
Gas yang terlarut dalam air juga bermacam-macam dan salah satunya adalah gas metana yang mudah terbakar.
"Biasanya di bawah permukaan itu bisa terbentuk gas metana dan ikut di dalam proses aliran air tanah. Itu alamiah," ujarnya.
Meski begitu, tak semua pengeboran bisa menghasilkan air serupa. Harus ada formasi geologi yang mengandung metana di bawah permukaan.
"Khusus kasus Karanganyar ini menarik dan baru. Berarti ada sesuatu formasi geologi pada kedalaman 120 meter itu yang bisa menghasilkan gas metana," kata dia.
Baca Juga: Dinyatakan Hilang 17 Tahun Lalu, Keluarga Senang Asep Polisi Korban Tsunami Aceh 2004 Masih Hidup
Karena sumber air tersebut tak layak konsumsi, warga memilih membeli air bersih isi ulang. Untuk kebutuhan sehari-hari, warga memanfaatkan air dari penyedia air minum dan sanitas berbasis masyarakat (Pamsimas).
Hingga kini, sumber air asin bekas pengeboran yang bisa terbakar tersebut masih dibiarkan mengalir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.