LONDON, KOMPAS.TV - Seorang pria berusia 40 tahun dari London diyakini menjadi orang kedua di dunia yang sembuh dari HIV. Warga London bernama Adam Castillejo tetap negatif virus HIV 30 bulan setelah dia menghentikan terapi anti-retroviral, kata dokter seperti dilansir The Independent Inggris Kamis, (11/03/2021). Maret tahun lalu Castillejo dinyatakan HIV negatif dan dipantau hingga dinyatakan sembuh total 11 Maret kemarin.
Adam Castillejo menjalani perawatan sel induk atau stem cell untuk kanker yang ternyata juga menyembuhkan dirinya dari HIV, menurut penelitian yang terbit di Jurnal Medis The Lancet.
Adam Castillejo menjadi orang kedua di dunia yang sembuh total dari HIV.
Orang pertama yang dipastikan sembuh dan negatif dari HIV adalah Timothy Brown, yang awalnya hanya dikenal sebagai “pasien Berlin”, pada tahun 2011. Brown menerima pengobatan serupa, yaitu terapi sel induk dan dinyatakan bebas serta negative dari virus HIV setelah tiga setengah tahun menjalani perawatan dan pemantauan medis.
Donor sel punca yang diterima oleh Castillejo memiliki gen yang tidak umum yang memberi mereka perlindungan terhadap HIV.
Baca Juga: Covid-19 Tak Bisa Hilang dari Bumi, IDI: HIV 40 Tahun Lebih, Masih Nongkrong di Dunia
Mr Castillejo sekarang dikenal di komunitas medis sebagai "Pasien London", dan saat ini tidak memiliki viral load HIV aktif yang terdeteksi dalam darah, air mani atau jaringannya. Castillejo dinyatakan bebas dari virus lebih dari setahun yang lalu.
Menurut para ilmuwan dalam laporan medis yang diterbitkan jurnal medis The Lancet, transplantasi sel induk tampaknya menghentikan kemampuan virus untuk mereplikasi dirinya sendiri di dalam tubuh penderita dengan cara mengganti sel kekebalan pasien dengan sel donor yang tahan terhadap infeksi virus HIV.
Peneliti utama Profesor Ravindra Kumar Gupta, dari Universitas Cambridge, mengatakan kepada BBC News, Rabu (10/03/2021), “Ini hampir pasti mewakili penyembuhan HIV. Kami sekarang memiliki catatan (pasien dengan) dua setengah tahun remisi bebas anti-retroviral.”
Baca Juga: IDI: 1 Desember Bukan Perayaan, Tapi Peringatan Pentingnya Pencegahan HIV
“Temuan kami menunjukkan keberhasilan transplantasi sel induk sebagai obat HIV, yang pertama kali dilaporkan sembilan tahun lalu pada pasien Berlin, dapat direplikasi.”
Namun, pengobatan sel induk “berisiko tinggi” bersifat agresif dan terutama digunakan untuk mengobati kanker pasien, bukan HIV-nya.
Obat HIV yang ada tetap sangat efektif dan memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk hidup lama dan sehat.
Prof Gupta mengatakan pengobatan ini “hanya digunakan sebagai pilihan terakhir untuk pasien dengan HIV yang juga memiliki keganasan hematologis yang mengancam jiwa”.
“Oleh karena itu, ini bukanlah pengobatan yang akan ditawarkan secara luas kepada pasien dengan HIV yang berhasil menggunakan pengobatan anti-retroviral,” dia mengatakan.
Baca Juga: Kisah Anak dengan HIV/AIDS: Saya Harus Diam Karena Takut Dikucilkan
Juga tidak ada kepastian mutlak bahwa HIV tidak akan pernah kembali ke Mr Castillejo atau Mr Brown, karena kedua pasien masih memiliki sisa-sisa virus di tubuh mereka.
Mr Castillejo mengatakan kepada New York Times: “Ini adalah posisi yang unik, posisi yang unik dan sangat membuat saya rendah hati.”
“Saya ingin menjadi duta harapan. Saya tidak ingin orang berpikir, 'Oh, Anda telah terpilih.” Tutur Castillejo seraya menambahkan, “Tidak, itu terjadi begitu saja. Saya berada di tempat yang tepat, mungkin pada saat yang tepat, ketika itu terjadi. ”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.