HERAT, KOMPAS.TV - Sebuah bom mobil di Afghanistan timbulkan ledakan besar yang menewaskan tujuh orang, dan beberapa di antaranya anak-anak.
Insiden tersebut terjadi di dekat kantor polisi di Provinsi Herat, Afghanistan, Jumat (12/3/2021) malam waktu setempat.
Selain menimbulkan korban tewas, diperkirakan lebih dari 50 orang mengalami luka-luka.
Baca Juga: Charlie Hebdo Tampilkan Karikatur Ratu Elizabeth Tekan Leher Meghan Markle, Banjir Kecaman
Gubernur Herat, Sayed Abdul Wahid Qatali mengungkapkan kepada Reuters, selain anak-anak beberapa korban tewas lainnya adalah perempuan.
Dia pun menambahkan setidaknya 53 orang dikabarkan terluka, termasuk masyarakat sipil dan pihak keamanan.
Sebuah mobil van dilaporkan meledak saat memasuki di bagian daerah ramai di kota tersebut.
Baca Juga: Lelah Terus Ditolak, Pria Bertinggi 60 Cm Ini Minta Bantuan Polisi untuk Carikan Istri
Sejumlah rumah dan toko pun rusak terkena ledakan tersebut.
Qatali pun menegaskan bahwa pihak penyelamat langsung tiba di lokasi kejadian dan menolong masyarakat yang terjebak di bawah reruntuhan.
Baca Juga: Pertama Kali Dilakukan pada 2007, Ternyata Ada Hari Tidur Sedunia, Apa Itu?
Petugas Kesehatan Senior, Mohammad Rafiq Sherzai mengungkapkan delapan jenazah, termasuk dua perempuan, tiga anak-anak, dua laki-laki, serta satu petugas militer telah dilarikan ke rumah sakit.
Sedangkan 47 orang lainnya, 20 wanita, 11 perempuan, delapan anak-anakdan delapan petugas keamanan terluka.
Sherzai menambahkan 10 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis. Saat ini belum ada yang mengaku bertangung jawab atas ledakan bom mobil tersebut.
Baca Juga: Di China, Wanita Ini Ikut Program Hamil, Eh Ternyata Terlahir sebagai Pria
Namun, pejabat lokal menyalahkan Taliban atas insiden ini. Perwakilan Taliban sendiri tak segera memberikan komentarnya.
Ledakan ini menjadi bagian dari beberapa teror yang terjadi saat pemerintah Afghanistan tengah melakukan pembicaraan damai dengan Taliban di Doha, Qatar.
Hingga saat ini, masih belum ada titik temu dari kedua belah pihak, yang diharapkan bisa meminimalisir teror kekerasan di negara itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.