MIZORAM, KOMPAS.TV - Polisi Myanmar dan keluarganya yang kabur ke India dilaporkan telah mencapai nyaris 200 orang.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pejabat keamanan India, Jumat (12/3/2021).
Polisi-polisi tersebut memutuskan kabur ke India setelah menolak melakukan kekerasan terhadap para demonstran penentang kudeta Myanmar.
Baca Juga: Crazy Rich Arab! Keluarga Raja Salman Miliki Harta Kekayaan Rp20.000 Triliun
Pihak junta militer terus meningkatkan tindakan represif kepada para pengunjuk rasa, setelah mereka melakukan kudeta pada 1 Februari,
Seperti dilaporkan HAM PBB, setidaknya 70 orang telah terbunuh oleh pihak kepolisian dan tentara yang bermaksud membubarkan demonstrasi.
Hal itulah yang kemudian membuat banyak petugas kepolisian yang enggan melayani junta militer kabur ke India.
Baca Juga: Batal Nikah karena Calon Suami Kembali dengan Mantannya, Wanita Ini Foto Pre-Wedding Sendirian
Mereka menyeberangi perbatasan menuju ke negara bagian Mizoram di sebelah Timur Laut India.
Hingga Jumat, secara keseluruhan ada 264 orang yang kabur ke India, termasuk 198 polisi dan keluarganya.
Baca Juga: Rusia Diyakini Bisa Jadi Pemenang Perang Dunia Ke-III, Disebut Skenario Mimpi Buruk
“Salah satu alasan ke Myanmar ke India karena saya tak ingin melayani junta militer,” ujar polisi yang tak mau disebutkan namanya kepada AFP seperti dikutip dari The Strait Times.
“Alasan kedua adalah jika saya berhenti dari junta militer dan saya bergabung dengan rakyat, saya percaya kami bisa menang melawan junta militer,” tambahnya.
Dia menambahkan pihak otoritas Myanmar memerintahkan untuk memukuli atau menyiksa semau mereka.
Baca Juga: San Francisco Perluas Vaksinasi Covid-19 Jangkau Penyandang Disabilitas, Bagaimana Dengan Jakarta?
“Saya menyaksikan bagaimana polisi menangka banyak orang yang mereka lihat, bahkan orang yang tak ikut berunjuk rasa dan hanya menyaksikan apa yang terjadi bahkan mengambil foto,” katanya.
Pemerrintah India dikabarkan telah memulangkan delapan orang yang telah melewati perbatasan.
Seorang kepala desa setempat mengungkapkan sejmlah orang saat ini tengah menunggu untuk memasuki India.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.