PRISTINA, KOMPAS.TV — Kosovo hari Selasa, (09/03/2021) pertama kalinya mengirimkan pasukan perdamaian keluar negeri, dengan kontingen satu peleton pasukan ke Markas Komando Pusat militer AS di Kuwait.
Associated Press hari Selasa, (09/03/2021) melaporkan, sebuah upacara pelepasan bersejarah dilakukan di sebuah barak militer di ibukota, Pristina, dengan kehadiran presiden sementara Kosovo dan atase militer negara-negara Barat.
“Ini sangat penting, karena 22 tahun setelah perang kita tidak hanya menjadi tuan rumah pasukan perdamaian, namun kita juga mengirimkan pasukan perdamaian,” tutur Presiden Sementara Kosovo, Vjosa Osmani.
Kosovo mengirim satu peleton dalam misi enam bulan ke Kuwait atas permintaan Komando Pusat AS. Peleton Kosovo itu akan berada dibawah komando Garda Nasional AS asal Iowa.
Kementerian Pertahanan mengatakan, unit Kosovo itu akan “beroperasi dibawah Komando Pusat AS yang bertanggung jawab atas zona geografi Timur Tengah, sebagian Asia Tengah, dan Afrika Timur Laut,”
Baca Juga: Ada Cerita Lain dari Perpecahan Etnis Serbia – Albania di Kosovo
Sejauh ini belum ada informasi rinci tentang lokasi penempatan di Kuwait maupun jumlah pasukan perdamaian Kosovo yang akan digelar, namun satu peleton berkekuatan 32 tentara berbaris saat upacara.
Kuwait dan AS memiliki Kesepakatan Pertahanan dimana 13,500 tentara AS ditempatkan di Kamp Arifjan dan Pangkalan Udara Ali Al Salem.
Sejak 2004, Kuwait menjadi sekutu non-NATO utama AS.
Dalam konferensi videonya, Mayor Jenderal Ben Correll dari Garda Nasional Iowa AS memuji kontribusi Kosovo dalam memantapkan keamanan dan perdamaian dunia, “Kemitraan antara Garda Nasional Iowa dan KSF sangat berkontribusi pada upaya tersebut dan menunjukkan kepada yang lain apa yang mungkin dari kerja keras dan hubungan (baik),” tutur Correll.
Baca Juga: Hadapi Dakwaan Sebagai Penjahat Perang, Presiden Kosovo Mengundurkan Diri
Pasukan keamanan Kosovo berkekuatan 3,400 prajurit bersalin menjadi pasukan darat regular dua tahun lalu, walau namanya belum berganti secara resmi.
Dalam satu dekade, tentara darat Kosovo diperkirakan akan berkekuatan 5,000 prajurit didukung oleh 3,000 cadangan yang bertugas menanggapi krisis dan melakukan operasi perlindungan sipil dan didukung penuh Amerika Serikat.
Perang brutal tahun 1998-1999 antara pemberontak etnis Albania dan Serbia berakhir setelah kampanye serangan udara 78 hari NATO yang mendesak pasukan Serbia mundur sehingga pasukan perdamaian dapat masuk ke Kosovo.
Negara itu akhirnya menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada 2008 dan diakui kebanyakan negara Barat namun tidak diakui Belgrade dan sekutunya Rusia dan China.
Ketegangan soal Kosovo hingga saat ini tetap menjadi sumber kerentanan situasi di Balkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.