KOMPAS.TV - Pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras lewat Perum Bulog tahun ini.
Impor beras ini dilakukan untuk menjaga cadangan stok beras.
Rencana impor ini sungguh mengagetkan banyak pihak, karena diumumkan di tengah panen raya yang baru saja dimulai.
Tanda akan ada masalah terkait dengan stok juga belum muncul. Urgensi untuk mengimpor beras tidak menemukan alasan yang kuat.
Angka dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga tidak memperlihatkan kita harus impor atau buru-buru mengimpor karena produksi Januari-April tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu pada kurun waktu yang sama.
Produksi pada Januari-April tahun ini sebanyak 23,78 juta ton gabah kering giling. Pada masa yang sama tahun lalu 19,99 juta ton.
Kabar rencana impor beras itu direspons negatif oleh berbagai kalangan. Petani langsung merasa tersakiti karena rencana impor bakal memukul harga beras.
Tanpa impor pun, melihat angka dari BPS, harga beras diperkirakan akan terus turun.
Kita kian penasaran dengan rencana pemerintah ini karena akhir tahun lalu diperkirakan ada surplus 2,5 juta-8,5 juta ton beras.
Laporan global tentang produksi beras di Indonesia menyebutkan akan meningkat karena luas area pertanaman padi pada musim tanam kali ini lebih luas akibat Fenomena La Nina.
Impor beras khusus juga diperkirakan turun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.