BRASILIA, KOMPAS.TV - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menanggapi meningginya angka kematian Covid-19 pada dua hari beruntun dengan pernyataan kontroversial.
Bolsonaro mengatakan agar masyarakat Brasil berhenti mengeluh dan melangkah maju, Kamis (4/3/2021).
Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 75.102 kasus tambahan pada Kamis, dan menjadi yang paling banyak dalam satu hari dan menjadi tertinggi kedua dalam rekornya.
Baca Juga: Minta Pelaku Pemerkosaan Nikahi Korban, Hakim di India Dikecam dan Diminta Mundur
Brasil pun mencatatkan 1.910 kematian pada Rabu (3/3/2021) dan 1.699 kematian pada Kamis, yang menjadi rekor kematian dua hari beruntun.
Namun, Bolsonaro tampaknya tak terlalu memikirkan hal itu dan meminta rakyatnya untuk menatap ke depan.
“Berhentilah mengeluh dan rewel. Berapa lama lagi, tangisan ini berlanjut?” tutur Bolsonaro dilansir dari Channel News Asia.
Baca Juga: Amerika Serikat Desak Myanmar Untuk Bebaskan Wartawan dan Demonstran yang Ditahan
“Berapa lama lagi, Anda harus tinggal di rumah dan menutup semuanya? Tak ada yang bisa bertahan lagi. Kami menyayangkan kemaian, sekali lagi, yang kami butuhkan adalah solusi,” ujarnya.
Di Brasil, wabah Covid-19 kembali mengalami gelombang kedua yang memicu pembatasan baru di Ibu Kota, Brasilia dan kota besar lainnya, Sa Paulo.
Baca Juga: Ekonomi Brasil Susut 4,1 Persen Tahun 2020, Terburuk Sejak 1990
Sementara itu, di Rio de Janeiro, diberlakukan jam malam dan pemberlakukan waktu tutup lebih cepat di restoran.
Bolsonaro sendiri sudah sejak lama tak menganggap serius Covid-19. Padahal, dirinya sempat positif virus Corona tersebut,
Bahkan Bolsonaro ikut serta dalam gerakan menentang lockdown. Dia juga menyebarkan kabar bahwa vaksin Covid-19 bisa menyebabkan manusia berubah menjadi buaya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.