CANBERRA, KOMPAS.TV - Pemerintah Australia membentuk "unit penghancur mitos" untuk mengatasi penyebaran informasi keliru seputar vaksin virus corona.
Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengungkapkan bahwa unit tersebut, yang merupakan upaya bersama antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, "secara diam-diam" dibentuk pada 2020 di tengah kekhawatiran atas beredarnya informasi palsu yang menyebar cepat di media sosial.
"Beberapa orang dari kelompok antivaksin ini secara terang-terangan menyebarkan pandangan yang keliru dan jelas-jelas tidak bertanggung jawab," kata Hunt.
"Kami tidak ingin memberi terlalu banyak angin segar kepada beberapa gagasan yang paling konyol, tetapi kami ingin memberikan jaminan publik (bahwa kami) memerangi informasi yang keliru tentang ide-ide yang dapat berdampak buruk terhadap kepercayaan publik tersebut."
Baca Juga: Ini Dia Si Domba Gondrong Tersesat di Australia Yang Tidak Cukur Bulu 5 Tahun
Sebuah survei yang dipublikasikan oleh para peneliti dari Australian National University (ANU) pada Februari lalu menemukan bahwa skeptisisme vaksin tengah meningkat di Australia.
Lebih dari 20 persen responden menyatakan mereka "mungkin" atau "pasti" tidak bersedia menerima vaksin gratis, naik dibandingkan 12,7 persen pada Agustus 2020. Sementara proporsi mereka yang menjawab "pasti" bersedia, turun dari 58,5 persen menjadi 43,7 persen.
Hunt mengungkapkan keberadaan unit penghancur mitos ini pada Minggu (28/2), ketika dia mengumumkan kedatangan 300.000 dosis pertama vaksin virus corona AstraZeneca di Australia.
Baca Juga: Pembatasan Covid-19 Bikin Emisi Gas Australia Anjlok ke Tingkat Terendah Selama 25 Tahun Terakhir
Dosis pertama vaksin tersebut rencananya akan mulai diberikan pada 8 Maret setelah melewati pengujian oleh badan pengawas obat-obatan Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA).
Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan kedatangan vaksin tersebut dapat berarti bahwa "kami sekarang akan mampu meningkatkan skala peluncuran vaksinasi bagi kelompok prioritas kami, termasuk warga Australia yang paling rentan dan para pekerja garis depan di wilayah perbatasan, serta tenaga kesehatan kami."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.