WASHINGTON, KOMPAS.TV - Serangan udara militer Amerika Serikat di Suriah menyebabkan 17 orang tewas.
Aksi militer ini terjadi setelah Presiden Joe Biden mengizinkan pihak militer AS melakukan serangan kepada milisi Iran di Suriah.
Kejadian ini merupakan aksi militer pertama yang dibuat Biden sejak dia dilantik pada 20 Januari silam.
Baca Juga: Joe Biden Izinkan Militer AS Lakukan Serangan Udara ke Milisi Iran di Suriah
Melansir Kompas.com, Jumat (26/02/2021) Kementerian Pertahanan AS menjelaskan operasi militer itu menyasar kelompok pro-Iran di perbatasan Suriah dan Irak.
"Atas perintah Presiden Biden, pasukan AS menggelar serangan udara ke infrastruktur yang dipakai milisi pro-Iran," ujar John Kirby, juru bicara Pentagon, seperti dikutip dari Kompas.com.
Serangan ini merupakan balasan atas roket yang menerjang Irak pada 15 Februari kemarin.
Baca Juga: Ngeri, Pendukung Donald Trump Ingin Ledakkan Gedung Capitol saat Joe Biden Berpidato
Roket yang menghantam wilayah Kurdistan menewaskan seorang kontraktor asing, melukai sejumlah orang, termasuk tentara AS.
Meski demikian, Kirby tak menerangkan jumlah korban dalam operasi itu.
Laporan dari AFP menjelaskan, organisasi Observasi untuk HAM Suriah menyebut 17 orang tewas dalam insiden di Bukamal.
Baca Juga: Iran Lakukan Latihan di Perbatasan Irak, Persiapan Hadapi AS?
Tiga truk yang penuh dengan amunisi menjadi sasaran jet tempur AS. Korban tewas diketahui berasal dari jaringan Hashed al-Shaabi.
Lokasi penyerangan, terang Kirby, dipakai oleh Kataib Hezbollah dan Kataib Sayyid al-Shuhada, yang berbasis di Hashed.
Baca Juga: Penampakan Pasca-Serangan Tiga Roket di Dekat Pangkalan Militer AS di Irak
Meski Kataib Hezbollah mengaku tidak bertanggung jawab, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan ada milisi kuat yang mendalangi serangan di Irak.
"Kami sangat yakin dengan target yang kami kejar. Kami percaya dengan apa yang kami hantam," ujar Austin setelah mengunjungi kapal induk USS Nimitz.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Melonjak, Iran Tutup Perbatasan Dengan Irak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.