WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dikabarkan telah menghubungi pemimpin Arab Saudi, Raja Salman.
Gedung Putih mengungkapkan dalam pembicaraannya, Biden menegaskan AS menjunjung hak asasi manusia (HAM) dan penegakannya.
“Presiden mencatat positif pembebasan beberapa aktivias Saudi-Amerika dan Nona Loujain al-Hathloul baru-baru ini dari tahanan, dan menegaskan pentingnya AS menempatkan hak asasi manusia universal dan supremasi hukum,” bunyi pernyataan Gedung Putih dikutip dari BBC.
Baca Juga: Demonstrasi Myanmar Ricuh, Pengunjuk Rasa Antikudeta Bentrok dengan Pendukung Junta Militer
Biden menghubungi Raja Salman setelah laporan intelijen AS yang mengungkapkan tentang pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Kashoggi.
Laporan tersebut mengungkapkan adanya keterlibatan Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman dalam pembunuhan Kashoggi.
Apa yang dilakukan Biden, berbeda dengan pendahulunya, Donald Trump yang berusaha lebih dekat dengan Arab Saudi.
Baca Juga: Intelijen AS Laporkan Keterlibatan Putra Raja Salman Dalam Pembunuhan Khashoggi
Pemerintahan Trump menolak persyaratan hukum untuk merilis laporan tersebut dalam bentuk yang tidak diklasifikasikan, demi meningkatkan kerja sama dengan Arab Saudi.
Namun, Biden memilih pendekatan yang lebih ketat terkait hubungan dengan Arab Saudi.
Meski begitu, kedua pemimpin negara juga membicarakan mengenai hubungan jangka panjang antara AS dan Arab Saudi.
Baca Juga: Pemerintahan Biden Akan Kirimkan Jutaan Masker ke Seluruh Amerika Serikat
Selain itu mereka juga mendiskusikan mengenai ancaman terhadap Arab Saudi oleh grup pendukung Iran.
“Presiden mengatakan kepada Raja Salman dia akan membuat kerja sama bilateral mereka semakin kuat dan transparan,” bunyi pernyataan Gedung Putih.
“Kedua pemimpin menegaskan sifat historis dari hubungan tersebut setuju untuk bekerja sama dalam masalah-masalah yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama,tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.