DAMASKUS, KOMPAS.TV – Menteri Kesehatan Suriah pada Kamis (25/2) menyatakan bahwa pemerintah Suriah telah memperoleh vaksin Covid-19 dari negara sahabat yang tak disebutkan namanya. Mulai pekan depan, program vaksinasi akan dimulai dengan penyuntikan para tenaga kesehatan yang berada di garis depan pandemi.
Associated Press melaporkan, masih belum jelas mengapa Menteri Kesehatan Suriah Hassan Ghabbash menolak menyebut nama negara yang telah menyediakan vaksin. Ia berbicara dalam sebuah konferensi pers yang hanya dihadiri oleh sejumlah jurnalis dari media lokal yang diundang.
Baca Juga: Yordania Mulai Vaksinasi Covid-19 di Kamp Zaatari Yang Berisi 78.000 Pengungsi Suriah
Pengumuman tersebut dilakukan beberapa hari setelah laporan media internasional dan Israel mengungkap bahwa Israel telah membayar Rusia sebesar 1,2 juta dolar AS untuk menyediakan vaksin Covid-19 bagi pemerintah Suriah. Transaksi ini merupakan bagian dari sebuah kesepakatan untuk menjamin pembebasan seorang perempuan Israel yang ditahan di Damaskus. Ketentuan pertukaran yang dinegosiasikan oleh Rusia itu masih tetap tidak jelas: Damaskus membantah bahwa transaksi tersebut terjadi, Rusia pun bungkam.
Pembiayaan vaksinasi Suriah oleh Israel ini jelas akan mencoreng muka pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad, yang menganggap Israel sebagai musuh utama. Kedua negara tersebut tetap berperang dan Israel menduduki Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel dari Suriah dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan dicaplok pada 1981, sebuah langkah yang tidak diakui oleh dunia internasional.
Baca Juga: Mantan Penasihat Trump: Donald Trump Hampir Bunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad
Pada Selasa, Duta Besar Suriah untuk Moskow mengatakan pada media Rusia bahwa Suriah siap menerima vaksin besutan Rusia, namun tidak merinci lebih lanjut.
Bagaimanapun, harian pro pemerintah Suriah, Al-Watan, melaporkan pada Rabu (24/2) bahwa vaksin yang tersedia di Suriah berasal dari China, seperti dikutip dari seorang pejabat Suriah yang menolak disebutkan namanya. Al-Watan menambahkan, gelombang vaksin pertama yang tersedia berjumlah 5.000 dosis dan cukup bagi 2.500 tenaga kesehatan di pusat-pusat isolasi.
Badan Kesehatan Dunia WHO mengatakan, Suriah yang dilanda peperangan dapat menerima vaksin secara cuma-cuma melalui program Covax yang bermisi membantu negara-negara miskin dan berkembang dalam memperoleh vaksin. WHO menambahkan, vaksinasi bergantung pada ketersediaan dan distribusi, dan pada awalnya mungkin hanya cukup bagi 3% populasi.
Baca Juga: Israel Akhirnya Izinkan Vaksin Covid-19 Sputnik V Bantuan Vladimir Putin Masuk Jalur Gaza Palestina
Otoritas di wilayah barat-laut Suriah di luar kendali pemerintahan Suriah menyatakan, mereka tengah melakukan negosiasi dengan donor untuk menerima vaksin yang diperkirakan akan tiba paling cepat pada akhir bulan depan.
Di wilayah yang termasuk dalam kendali pemerintah Suriah, otoritas mencatat hampir 16.000 kasus penularan Covid-19 dan lebih dari 1.000 kematian. Sementara pihak oposisi pemerintah Suriah melaporkan lebih dari 21.000 kasus penularan Covid-19 dan lebih dari 400 kematian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.