HULU SUNGAI SELATAN, KOMPAS.TV - Kondisi air keruh di Sungai Amandit di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan nampak mengganggu keindahan sungai yang berada di Pegunungan Meratus, (21/2/2021).
Penyebab kekeruhan ini diakibatkan adanya Lereng Gunung Hariung Punit yang mengalami longsor hingga menutupi sungai kecil yang dinamai Sungai Congak yang mengalir ke Sungai Amandit.
Kekeruhan ini pun sudah dirasakan warga sejak oktober 2020 lalu.
Baca Juga: Terdampak Normalisasi Sungai, Saniah Rogoh Kocek Pribadi untuk Bongkar Rumah Sendiri
Para pegiat wisata pun berharap destinasi wisata unggulan di Loksado seperti arung jeram dan bambu rafting bisa menjadi perhatian demi meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
Bahkan di wilayah hilir, tepatnya di Desa Batu Laki, Kecamatan Padang Batung, kekeruhan sudah dirasakan warga sejak dua tahun terakhir.
Para pegiat wisata yang tergabung dalam Forum Peduli Sungai Amandit mengindentifikasi adanya disposal atau pembuangan hasil pertambangan batu bara yang terjadi di Desa Malutu tepatnya di Sungai Minting yang mengalir ke Sungai Amandit.
Kendati belum mengidentifikasi semua titik longsor, namun berdasarkan keterangan warga, Koordinator Forum Peduli Sungai Amandit, Syarifur Rahman, mengatakan longsor terjadi akibat pecahan di bawah gunung.
"Konon kata warga longsoran itu terjadi karena di bawah gunung ada semacam pecah, sehingga mengalir air sehingga longsor, Namun belum semua longsor kita identifikasi," ungkapnya.
Baca Juga: Penanganan Dampak Banjir, Tagana Kalsel Bangun Jembatan Gantung dan Jembatan Darurat di HST
Tak hanya itu, aktifitas tambang pasir yang dikelola oleh pihak swasta dan masyarakat di Desa Kaliring, Kecamatan Padang Batung juga dinilai turut mencemari aliran Sungai Amandit dari hulu hingga hilir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.