LONDON, KOMPAS.TV – Para warga Inggris yang kegirangan setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan rencananya untuk melonggarkan lockdown nasional, ramai-ramai menyerbu pemesanan tiket penerbangan ke luar negeri untuk berlibur. Pengumuman pernyataan Johnson ini menerbitkan optimisme bahwa pembatasan bepergian akan dicabut sebelum liburan musim panas.
TUI, salah satu operator wisata terbesar di Inggris menyatakan, pemesanan tiket meningkat hingga 6 kali lipat pada Senin (22/2) lalu, hari tersibuk bagi perusahaan itu dalam sebulan terakhir. Maskapai penerbangan murah easyJet menyebut adanya permintaan penerbangan lebih dari 3 kali lipat, dan perusahaan penyedia paket liburan Thomas Cook menyatakan, lalu lintas di situsnya meningkat sebanyak 75%. Perjalanan internasional nyaris terhenti secara global, jadi peningkatan tersebut merupakan tanda harapan bagi industri yang kini tengah tak berkutik di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Inggris Pertimbangkan Terbitkan Paspor Vaksin, Apa Itu?
“Kami secara konsisten telah melihat adanya permintaan terpendam atas perjalanan, dan lonjakan pemesanan tiket ini menunjukkan bahwa sinyal pemerintah hendak membuka kembali perjalanan adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh para konsumen Inggris,” terang pejabat eksekutif easyJet Johan Lundgren dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Associated Press. “Pidato Perdana Menteri telah memberikan dorongan kepercayaan yang sangat dibutuhkan oleh para pelanggan kami di Inggris.”
Baca Juga: Penelitian Inggris Membawa Harapan Baru: Vaksin Mengurangi Pasien Rawat Inap Secara Drastis
Meski rencana tersebut, yang diumumkan Johnson pada Senin (22/2), disambut baik oleh para perusahaan perjalanan, banyak para pemimpin bisnis yang kecewa atas lambatnya pembukaan kembali. Ini lantaran sejumlah pembatasan masih akan tetap diberlakukan hingga 21 Juni mendatang. Yang lain mengkritik pemerintah karena gagal menjamin tingkat dukungan bagi bisnis yang terdampak pandemi Covid-19.
Kantor Statistik Nasional menyatakan pada Selasa (23/2) bahwa tingkat pengangguran di Inggris meningkat hingga 5,1% pada Desember lalu, naik 0,1% dari bulan sebelumnya dan 1,3% dari tahun lalu. Sejak pandemi dimulai pada Februari tahun lalu, jumlah mereka yang tercatat dalam daftar gaji perusahaan menurun sebanyak 726.000, dan 58,5% di antaranya merupakan karyawan berusia di bawah 25 tahun.
Baca Juga: Wow, Penyuntikan Vaksin Inggris Tembus Target 15 Juta Orang!
Namun, jumlah tersebut tidak menunjukkan dampak pembatasan Covid-19 secara penuh. Sebanyak 1,9 juta pekerja masih berada dalam status cuti, sebuah program pemerintah yang membantu membayar 80% gaji mereka yang dirumahkan tapi masih tercatat sebagai karyawan.
Bisnis penerbangan dan perhotelan sangat terpukul oleh pandemi sepanjang tahun lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.