JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi favorit pilihan masyarakat jika pada hari ini digelar Pemilihan Presiden. Namun, jika tanpa ada nama Jokowi, masyarakat memilih Prabowo Subianto sebagai presiden.
Hal itu terungkap dalam survei yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada hari ini, Senin (22/2/2021).
"Jika pemilihan dilakukan saat ini, secara spontan Joko Widodo paling banyak disebut, 18 persen, kemudian Prabowo Subianto 12 persen," tulis LSI dalam rilis yang diperoleh KompasTV.
Kemudian diikuti Anies Baswedan 5,7 persen, Ganjar Pranowo 3,5 persen, Sandiaga Uno 2,6 persen, Ahok 2,5 persen, Tri Rismaharini 2,3 persen, AHY 1,4 persen, Ridwan Kamil 1,1 persen.
"Sementara nama lain kurang dari 1 persen, dan yang masih belum mau menjawab 45,3 persen."
Baca Juga: Survei LSI: Top of Mind Partai Politik, Elektabilitas PDIP Teratas, Disusul Gerindra
Sementara pada simulasi survei yang tidak menyertakan nama Jokowi, responden memilih Prabowo Subianto dengan persentase 22,6 persen.
Diikuti Ganjar Pranowo 10,6 persen yang unggul tipis dari Anies Baswedan dengan 10,2 persen.
Di bawahnya juga terdapat nama Ahok dengan 7,2 persen, Sandiaga Uno dengan 6,9 persen, Tri Rismaharini dengan 5,5 persen, Ridwan Kamil 5 persen, AHY 4,8 persen.
LSI melihat, dari basis pemilih di Pilpres 2019, kebanyakan pemilih Prabowo-Sandi masih memilih Prabowo Subianto dengan persentase 44,2 persen.
Sementara basis pemilih Jokowi-Amin di Pilpres 2019, sebagian besar memilih Ganjar Pranowo dengan persentase 22,8 persen.
Dalam pilihan tersebut, masyarakat memilih presiden yang memiliki karakter tegas atau berwibawa, merakyat, jujur dan bersih KKN. "Tiga alasan utama pemilih dalam menentukan pilihan presiden."
"Pada simulasi pilihan nama calon presiden, menunjukkan bahwa Prabowo Subianto merupakan calon presiden yang paling unggul dengan popularitas dan elektabilitasnya yang lebih tinggi dibanding calon lain, ditambah lagi kinerjanya sebagai menteri saat ini juga dinilai sangat baik oleh mayortas warga."
Namun LSI mengingatkan, peta awal pemilu presiden ini menunjukkan secara persentase belum ada calon yang dominan.
Dengan tidak adanya petahana di Pilpres 2024, menurut LSI, ada kemungkinan calon presiden bisa lebih dari dua pasang.
"Ini berarti seorang calon presiden baru bisa disebut memiliki peluang cukup dominan bila secara konsisten memiliki elektabilitas 40% atau lebih."
Baca Juga: Hasil Survei LSI Sebut Masyarakat Puas Kinerja Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.