Kompas TV internasional kompas dunia

Inggris Percepat Vaksinasi: Seluruh Orang Dewasa Terima Vaksin Dosis Pertama Hingga 31 Juli

Kompas.tv - 21 Februari 2021, 23:28 WIB
inggris-percepat-vaksinasi-seluruh-orang-dewasa-terima-vaksin-dosis-pertama-hingga-31-juli
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tengah memegang sebuah botol berisi sejumlah dosis vaksin Oxford - AstraZeneca di Cwmbran, selatan Wales, Inggris. Foto diambil pada 17 Februari 2021. (Sumber: Geoff Caddick / Pool via AP)
Penulis : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV – Pemerintah Inggris mengumumkan pada Minggu (21/2) bahwa setiap orang dewasa di Inggris akan menerima vaksin dosis pertama hingga pada 31 Juli mendatang, sebulan lebih cepat dari target semula. Target baru ini ditetapkan sebagai rencana hati-hati pemerintah Inggris untuk melonggarkan lockdown atau karantina wilayah yang diberlakukan.

Associated Press melaporkan, target baru ini juga ditujukan bagi setiap warga Inggris berusia 50 tahun ke atas dengan kondisi kesehatan tertentu untuk menerima vaksin pertama hingga pada 15 April, lebih cepat dari jadwal target semula di tanggal 1 Mei.

Para pembuat dua vaksin yang digunakan di Inggris, Pfizer dan AstraZeneca, sempat mengalami masalah pasokan di Eropa. Namun Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya memiliki cukup pasokan vaksin untuk mempercepat vaksinasi.

Baca Juga: CDC Amerika Serikat Peringatkan Tingginya Potensi Penyebaran Virus Corona Varian Inggris di AS

Suksesnya program vaksinasi awal di Inggris merupakan kabar baik bagi negara yang lebih dari 120.000 warganya meninggal akibat terpapar Covid-19, jumlah kematian terbanyak di Eropa. Sejak Inggris memulai program vaksinasi pada 8 Desember, lebih dari 17,2 juta orang, atau sepertiga populasi orang dewasa Inggris, telah menerima suntikan vaksin dosis pertama.

Inggris menunda pemberian suntikan vaksin dosis kedua hingga 12 minggu setelah dosis pertama, dan bukan 3 – 4 minggu setelahnya, agar dapat memberi perlindungan parsial bagi lebih banyak orang. Sejumlah negara telah mengkritik pendekatan ini, termasuk Pfizer yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki data untuk mendukung kebenaran masa interval tersebut. Namun, pendekatan ini didukung oleh para penasehat ilmiah pemerintah Inggris.

Kabar penetapan target baru ini diumumkan seusai pertemuan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dengan para menteri senior untuk membahas tentang lockdown yang rencananya akan diumumkan pada Senin ini (22/2).

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tengah menyaksikan seorang warga Inggris menerima suntikan vaksin Oxford-AstraZeneca dalam kunjungan ke pusat vaksinasi di The Hive, London, Inggris pada 25 Januari 2021 lalu. (Sumber: Stefan Rousseau / Pool Photo via AP)

Berhadapan dengan varian virus yang disebut para ilmuwan lebih mudah menular dan lebih mematikan ketimbang virus yang asli, Inggris telah memberlakukan lockdown lebih ketat selama musim dingin. Bar, restoran, gym, sekolah, salon pangkas rambut dan pertokoan telah ditutup, dan yang diperbolehkan tetap beroperasi hanya toko kelontong, farmasi dan tempat makan dengan opsi takeaway.

Baca Juga: Suami Ratu Inggris, Pangeran Philip, Dirawat di Rumah Sakit

Pemerintah Inggris menekankan bahwa pengoperasionan sektor ekonomi dan sosial akan dilakukan perlahan dan dengan hati-hati, dan tampaknya tidak akan terjadi sebelum April. Anak-anak sekolah dijadwalkan kembali ke sekolah pada 8 Maret dan penghuni panti jompo diizinkan menerima 1 orang pengunjung.

Pemerintah Inggris sempat dituding gegagah dengan membuka lockdown terlalu cepat pada musim panas tahun lalu. Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi, pasien di rumah sakit dan angka kematian terkait Covid-19 telah menurun selama bulan Februari, namun angkanya masih tetap tinggi. Johnson menyatakan, rencana pembukaan lockdownnya akan mengikuti data, dan bukan tanggal.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x