Kompas TV olahraga football inside

Pembinaan Sepak Bola Usia Dini, Pelatih Akademi La Liga Spanyol: Anak Indonesia Suka Makan Gorengan

Kompas.tv - 21 Februari 2021, 09:40 WIB
pembinaan-sepak-bola-usia-dini-pelatih-akademi-la-liga-spanyol-anak-indonesia-suka-makan-gorengan
Ilustrasi anak-anak yang mengikuti sekolah sepak bola (SSB) nampak berlatih di Lapangan Gajah Mada Madiun, Minggu ( 8/1/2017). (Sumber: KOMPAS.COM/Muhlis Al Alawi)
Penulis : Gading Persada

SLEMAN, KOMPAS.TV- Pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia tak terlepas dari kiprah akademi sepak bola atau pun juga sekolah sepak bola (SSB).

Bahkan seorang pelatih akademi sepak bola asal Spanyol rela untuk membagi ilmunya di Tanah Air. 

Adalah Eladio Antonio R.R, Head Coach Estrellas Del Futbol (EDF) LaLiga Academy yang merupakan sebuah akademi sepak bola La Liga di Jakarta yang sudah beberapa waktu ini berada di Indonesia untuk membagikan ilmu sepak bola kepada anak-anak. 

Baca Juga: Kompetisi Sepak Bola Dimulai Maret 2021 di Tengah Pandemi Corona

"Semua program yang dijalankan dipantau dari La Liga Spanyol, mereka atur program untuk diterapkan di akademi ini," kata Eladio saat menjadi salah satu pembicara dalam Webinar Akademi di Tengah Pandemi, Sabtu (20/2/2021).

Menurut Eladio, pihaknya sengaja membuka akademi sepak bola di Indonesia lantaran ada persamaan budaya sepak bola yang mirip antara negara ini dengan sepak bola di Spanyol.

Kedua negara ini dianggap punya kemiripan dalam hal memainkan bola cepat dari kaki ke kaki.

“Beda kalau di Inggris yang main bola-bola panjang diakhiri heading. Di Indonesia itu tidak bisa diterapkan, di Spanyol pun juga tak sempurna itu diterapkan. Apalagi PSSI juga ada program pengiriman pelatih-pelatih Indonesia untuk belajar pembinaan di Spanyol. Jadi masih ada kemiripan budaya sepak bolanya,” jelas pria yang sudah fasih berbahasa Indonesia ini.

Baca Juga: Argentina Ubah Nama Turnamen Sepak Bola Piala Diego Maradona Karena Khawatir Digugat Ahli Waris

Meski menerapkan konsep pembinaan La Liga, namun Eladio mengakui tak bisa merealisasikannya persis 100 persen.

Perbedaan fasilitas hingga kultur masyarakatnya yang membuat Eladio harus pintar-pintar melakukan penyesuaian.

Dia mengambil contoh soal makanan bernutrisi dimana di Spanyol sangat diperhatikan betul.

“Di Indonesia, tidak bisa dijalankan sempurna karena anak-anak makan dan minum di rumah masing-masing. Apalagai terkait budaya, di Indonesia anak-anak itu suka makan gorengan. Iya gorengan,” ungkap Eladio.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x