KOMPAS.TV - Partai Demokrat merespons perkembangan yang terjadi pasca pernyataan Marzuki Ali, soal SBY sebut Megawati Soekarno Putri akan kecolongan dua kali jelang pilpres 2004.
Demokrat menilai ada upaya adu domba SBY dengan Mega.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan, polemik kudeta kursi ketua umum Partai Demokrat bukan soal rivalitas Agus Harimuti Yudhoyono (AHY) dan Presiden Joko Widodo. Perseteruan bukan pula antara biru melawan merah atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati.
"Ini adalah perjuangan melawan penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, yang mengancam dan merusak demokrasi kita," kata Herzaky melalui pesan singkat, Jumat (19/2).
Herzaky meminta kepada siapa pun pihaknya, untuk tidak mencoba mengadu domba dalam polemik ini, khususnya antara SBY dan Megawati, ataupun mengadu domba Partai Demokrat dan PDIP.
"Beliau-beliau, Bapak SBY, Ibu Megawati, selaku putra-putri terbaik bangsa yang pernah dipercaya memimpin negeri ini, sudah sepantasnya kita tempatkan di posisi terhorma. Tidak malah kita bawa-bawa dan adu domba untuk kepentingan pribadi, apalagi segelintir orang yang tidak bermartabat," ujarnya.
Herzaky berharap semua pihak dapat mengedepankan data dan fakta dalam berbicara, jangan mengeluarkan pernyataan tanpa fakta yang justru berujung fitnah.
Dia mengingatkan untuk tidak menebar tuduhan tak berdasar dan fitnah maupun pernyataan yang tidak bisa diverifikasi secara obyektif.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.