JAKARTA, KOMPAS.TV- Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat cukup mengkhawatirkan. Bahkan, terasa ada suasana masyarakat saling dibenturkan.
Hal itu, merujuk pada kekerasan berbasiskan politik identitas yang terjadi di negara-negara Timur Tengah saat ini. Padahal, kekerasan yang terjadi di sana, kata Listyo, adalah perebutan sumber daya alam.
"Caranya harus ada keributan. Karena itu saya khawatir dampak polarisasi, tanpa kita sadari di bawa ke nuansa seperti itu (di Timur Tengah, red)," ujar Listyo ketika memberi sambutan di acara Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-74 di Masjid Sunda Kelapa, Jakara Pusat, Kamis malam (18/2/2021). Sebagian peserta mengikuti acara secara virtual.
Kapolri juga menjelaskan bahwa perang yang terjadi saat ini bukan lagi perang konvensional seperti dulu.
"Tapi perang proxi, antar kita dibenturkan. Kita ingat dijajah 350 tahun, kita dipecah belah. Karena itu potensi itu selalu ada," ujarnya.
Baca Juga: Selain Komjen Agus Andrianto, Kapolri juga Menggeser Para Perwira Ini
Karena itu, Kapolri mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan yang berdiri di atas keberagaman.
"Kita harus sadar kapan harus berbeda pendapat dan kapan harus bersatu. Namun kita harus jaga nilai-nilai persatuan, jaga NKRI kita," katanya.
Acara yang digelar secara di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat ini dimulai pada pukul 19.00 WIB, dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan tahlil untuk Almarhum Mulyadi P Tamsir yang wafat karena kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepuluan Seribu awal Januari lalu.
Baca Juga: Penerapan UU ITE, Ini Perintah Kapolri
Tampak beberapa tokoh yang hadir selain Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, ada Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali dan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.