Kompas TV internasional kompas dunia

Jepang Mulai Vaksinasi Massal Covid-19 Bagi Tenaga Kesehatan, Targetkan 40.000 Nakes Hingga Maret

Kompas.tv - 17 Februari 2021, 23:43 WIB
jepang-mulai-vaksinasi-massal-covid-19-bagi-tenaga-kesehatan-targetkan-40-000-nakes-hingga-maret
Direktur Pusat Medis Tokyo Kazuhiro Araki, kiri, menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 di Tokyo Rabu, 17 Februari 2021. Suntikan vaksin Covid-19 pertama Jepang diberikan kepada petugas kesehatan pada Rabu (Sumber: Behrouz Mehri/Pool Photo via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

TOKYO, KOMPAS.TV - Jepang pada Rabu (17/02) mulai memberikan vaksinasi COVID-19 pertama mereka kepada para tenaga kesehatan (nakes), dengan suntikan pertama menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS), Pfizer, bersama mitra mereka asal Jerman, BioNTech.

Vaksinasi hari pertama ini berlangsung di National Hospital Organization Tokyo Medical Center.

Seperti dilansir Xinhua, Rabu, (17/02/2021), sekitar 40.000 nakes ditargetkan menerima suntikan pertama di seluruh Jepang, dua kali lipat dari jumlah yang direncanakan semula.

Sebanyak 12 dari 800 tenaga kesehatan di pusat kesehatan di Tokyo itu divaksinasi terlebih dahulu pada hari itu dan melaporkan tidak ada efek samping langsung.

Baca Juga: Jepang Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer, Vaksinasi Prioritas Pertama Mulai Hari Rabu

menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 di Tokyo Rabu, 17 Februari 2021. Suntikan vaksin Covid-19 pertama Jepang diberikan kepada petugas kesehatan pada Rabu, 17 Februari 2021 (Sumber: Behrouz Mehri/Pool Photo via AP)

Dari 40.000 nakes di 100 fasilitas di seluruh Jepang, 20.000 dokter dan perawat akan diminta untuk membuat catatan harian selama tujuh pekan setelah menerima suntikan pertama dari dua suntikan yang akan diberikan dengan rentang waktu tiga pekan.

Survei tersebut dilakukan guna mengetahui apakah ada efek samping dari suntikan vaksin dan informasi terkait lainnya.

Kepala National Hospital Organization Tokyo Medical Center Kazuhiro Araki mengatakan dirinya berharap mereka yang berpartisipasi dalam studi ini akan "membantu para staf dan pasien terhindar dari infeksi (COVID-19)."

Araki sendiri menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin tersebut.

Baca Juga: Jepang Lakukan Persiapan Hadapi Gempa Susulan Pekan Ini

Seorang pekerja medis mengisi jarum suntik dengan dosis vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Tokyo Medical Center di Tokyo Rabu, 17 Februari 2021. (Sumber: Behrouz Mehri/Pool Photo via AP)

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga mengatakan pada pertemuan komite parlemen bahwa vaksin sangat penting dalam upaya Jepang melawan pandemi COVID-19.

"Vaksin akan menjadi faktor penentu dalam memerangi coronavirus," kata Suga, seraya menambahkan bahwa dia akan terus melanjutkan peluncuran vaksin sembari terus memberikan informasi kepada publik.

Setelah vaksinasi gelombang pertama terhadap 40.000 nakes, sekitar 3,7 juta nakes lainnya juga akan mulai menerima vaksin pada Maret mendatang, diikuti oleh 36 juta warga berusia 65 ke atas mulai April.

Pengiriman kedua vaksin Pfizer dijadwalkan tiba dari Eropa pada pekan depan, seperti disampaikan Taro Kono, menteri yang bertanggung jawab atas upaya vaksinasi, pada Selasa (16/02/2021). Pengiriman tersebut dimaksudkan guna memastikan pasokan dosis cukup untuk memvaksinasi warga lansia dalam populasi Jepang yang menua dengan cepat.

Baca Juga: 3 Stadion Perhelatan Olimpiade Tokyo Aman dari Kerusakan Gempa Jepang

Seorang pekerja medis mengisi jarum suntik dengan dosis vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Tokyo Medical Center di Tokyo Rabu, 17 Februari 2021. (Sumber: Behrouz Mehri/Pool Photo via AP)

Setelah warga lansia, mereka yang memiliki penyakit bawaan dan mereka yang bekerja di fasilitas perawatan lansia akan menjadi kelompok selanjutnya yang menerima vaksin COVID-19, diikuti oleh kelompok populasi lainnya.

Sekitar 400.000 dosis vaksin Pfizer-BioNTech tiba pada Jumat (12/2) pekan lalu di bandara Narita dekat Tokyo dari Brussel. Pada hari yang sama, panel kementerian kesehatan menyetujui penggunaan vaksin tersebut di tengah pandemi yang masih berlangsung di Jepang dan sangat membebani sistem medis negara itu.

Setelah itu, Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang memproses dengan cepat dan secara resmi menyetujui vaksin pertama negara itu pada Minggu (14/2) untuk orang berusia 16 tahun ke atas.

"Saya berharap banyak orang akan menerima vaksin dengan pemahaman tentang manfaat dan risikonya," ujar Kono. 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x