Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Mulai Hari Ini, Karpet Turki Makin Mahal Kena Bea Masuk 2x

Kompas.tv - 17 Februari 2021, 07:05 WIB
mulai-hari-ini-karpet-turki-makin-mahal-kena-bea-masuk-2x
Ilustrasi karpet impor. (Sumber: KONTAN/Fransiskus Simbolon) 
Penulis : Dina Karina

JAKARTA, KOMPAS.TV- Mulai hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan bea masuk sebagai tindak pengamanan (BMTP) terhadap produk karpet dan tekstil penutup lantai asal China, Jepang, dan Turki.

Dengan berlakunya aturan sejak 17 Februari 2021 ini, produk karpet dan tekstil penutup lantai asal ketiga negara tersebut akan dua kali dikenakan bea masuk. Yaitu bea masuk umum dan BMTP.

Baca Juga: Kena Bea Masuk 2 Kali, Harga Karpet Turki akan Semakin Mahal

Tentu saja, bea tersebut akan membuat harga jual karpet negara-negara itu jadi lebih mahal. Namun Sri Mulyani beralasan, aturan dibuat untuk menekan impor karpet dari China, Jepang, dan Turki.

Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Kementerian Perdagangan.

KPPI menyelidiki lonjakan jumlah impor karpet dan penutup lantai tekstil lainnya mulai 10 Juni 2020. Impor tersebut terutama berasal dari China.

Baca Juga: Pertamina Tambah Impor BBM Jadi 113 Juta Barel di 2021

"Bahwa sesuai dengan laporan akhir hasil penyelidikan  Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia terbukti  adanya ancaman kerugian serius yang dialami industri  dalam negeri disebabkan oleh lonjakan jumlah impor
produk karpet dan tekstil penutup lantai lainnya," kata Sri Mulyani dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang dikutip Kamis (11/2/2021). 

Desakan penerapan tindak pengamanan atau safe guard atas impor karpet ini, sudah disuarakan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sejak tahun lalu.

Baca Juga: Keringanan Pajak Mobil Bikin Potensi Penerimaan Pajak Hilang Rp 2,3 T

API mencatat, sepanjang tahun 2017 - 2019 impor produk karpet dan penutup lantai tekstil terus meningkat. Produsen dalam negeri pun harus memangkas kapasitas produksinya hingga 40%. Langkah itu otomatis membuat jumlah PHK karyawan juga meningkat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor produk ini tercatat sebesar 21.907 ton di 2017, kemudian pada 2018 naik 31,0% menjadi sebesar 28.706 ton, dan pada 2019 naik 19,7% menjadi sebesar 34.357 ton. 

Sementara, volume impor produk terbesar berasal dari Tiongkok dengan pangsa impor pada 2017 sebesar 50,2%, kemudian pada 2018 naik menjadi 56,1%, dan pada 2019 naik menjadi 63,4%.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.