Kompas TV bisnis kebijakan

Sri Mulyani Ungkap Alasan Beri Diskon Pajak Penjualan Mobil

Kompas.tv - 12 Februari 2021, 21:27 WIB
sri-mulyani-ungkap-alasan-beri-diskon-pajak-penjualan-mobil
Penjualan Otomotif Saat Pandemi. (Sumber: Kopmpas.com)
Penulis : Dina Karina

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Keuangan  menyatakan, ada alasan khusus mengapa mobil segmen dibawah 1.500 cc kategori sedan dan 4x2 diberikan insentif penurunan pajak penjualan barang mewah (PPnBM). 

"Segmen tersebut dipilih karena diminati kelompok masyarakat kelas menengah dan memiliki komponen lokal di atas 70%," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv, Jumat (12/02/2021).

Baca Juga: Cek Harga SUV yang Makin Murah dengan Pembebasan PPnBM

Diskon pajak dilakukan secara bertahap sampai dengan Desember 2021, agar memberikan dampak yang optimal. Yaitu meningkatkan produksi otomotif, mendorong gairah belanja kelas menengah dan menjaga pemulihan pertumbuhan ekonomi.

Kemenkeu mencatat, pada Q2-2020 konsumsi rumah tangga tumbuh -5,52%, meningkat menjadi -4,05% di Q3-2020 dan -3,61% di Q4-2020. Konsumsi masyarakat kelas menengah atas masih tertahan karena pandemi, sehingga tabungan masyarakat di perbankan mengalami peningkatan yang signifikan.

Baca Juga: Ini Estimasi Harga Mobil yang Bebas PPnBM 100%

"Ditambah, sebentar lagi memasuki bulan puasa dan tradisi mudik lebaran yang biasanya jadi momen meningkatnya penjualan mobil," imbuh Sri Mulyani.

Kebijakan diskon pajak ini akan menggunakan skema PPnBM DTP (ditanggung pemerintah) melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mulai berlaku 1 Maret 2021. Serta akan dievaluasi efektivitasnya setiap 3 bulan.

Baca Juga: Mulai Maret 2021, Harga Mobil Lebih Murah karena Bebas PPnBM

Sementara dari sisi produksi, insentif ini akan memperkuat pemulihan sektor-sektor strategis domestik. Seperti sektor industri pengolahan dan perdagangan yang secara total berkontribusi sebesar 32,8% terhadap perekonomian.

Pada Q2-2020, sektor industri pengolahan tumbuh -6,18%, lalu meningkat menjadi -4,34% di Q3-2020 dan meningkat lagi menjadi -3,14% di Q4-2020.

Sektor perdagangan memiliki tren pemulihan yang hampir sama, dari hanya tumbuh -7,59% di Q2-2020, meningkat menjadi -5,05% di Q3-2020 dan meningkat lagi menjadi -3,04% di Q4-2020.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x