JAKARTA, KOMPAS.TV - Atas perintah Menteri BUMN, Garuda Indonesia akan menerima konsekuensi pemutusan kontrak pesawat secara sepihak. Tetapi upaya ini sekaligus langkah besar efisiensi Garuda.
Akibat mengoperasikan Pesawat Bombardier, Garuda Indonesia harus menanggung kerugian lebih dari 30 juta dollar Amerika Serikat per tahun, atau sekitar 450 miliar rupiah.
Pada kuartal tiga 2020, pendapatan Garuda hanya 221,49 juta dollar Amerika Serikat, dengan kerugian lebih besar yaitu 363 juta dollar Amerika Serikat.
Margin keuntungan bahkan sampai minus, 163,47 persen. Untuk sebuah korporasi, kinerja keuangan ini sangat tidak sehat.
Kita tengok pergerakan saham Garuda Indonesia satu tahun terakhir. Anda lihat grafis di layar, gerak sahamnya cukup fluktuatif, meski dengan range yang tidak lebar, dan diperdagangkan pada level 300-an per unit saham.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan, pemutusan kontrak dengan leasing pesawat Bombardier, diprediksi mampu menghemat anggaran perusahaan, sampai 222 juta dollar Amerika Serikat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.