WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden AS, Joe Biden menegaskan tak akan memberikan pendahulunya, Donald Trump pengarahan intelijen.
Biden menilai prilaku ganjil yang kerap dilakukan Trump dianggap bisa membahayakan keamanan nasional.
Sebelumnya, sudah merupakan tradisi bagi presiden yang menjabat untuk berbagi pengarahan intelijen dengan pendahulunya.
Baca Juga: Militer Myanmar Tangkap Warga Australia yang Juga Penasihat Aung San Suu Kyi
Namun, tampaknya Biden tak ingin melanjutkan tradisi tersebut dengan Trump sebagai predesornya.
“Saya pikir tak akan melakukan itu. Karena prilakunya yang tak menentu,” tutur Biden.
“Saya hanya berpikir tak perlu untuknya mendapatkan pengarahan intelijen,” lanjutnya.
Baca Juga: Prank Youtube Berakhir Tragedi, Pemuda Ini Ditembak Mati Korban Gurauannya
Biden pun menegaskan dirinya tetap berpendirian dengan tuduhannya kepada Trump sebagai sebuah ancaman eksistensial, berbahaya dan sembrono.
“Ya, saya pernah menyebutnya seperti itu dan saya tetap mempercayainya,” tambah mantan wakil presiden era Barack Obama tersebut.
Baca Juga: Hong Kong Tangguhkan Impor Unggas dari Beberapa Negara Eropa Terdampak Flu Burung H5N8
Sebelumnya, Trump juga sempat menampik tradisi berbagi pengarahan intelijen dengan Biden, yang merupakan presiden terpilih ketika kekuasaannya telah berakhir.
Setelah dinyatakan kalah pada pemilihan Presiden 2020, Trump terus berusaha untuk menjegal kemenangan Biden dengan berbagai usaha.
Selain menegaskan pilpres penuh dengan kecurangan dan sempat meminta pendukungnya untuk tak menyukseskan peresmian Biden sebagai presiden.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.