WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) berencana mencabut status pergerakan Houthi Yaman sebagai teroris.
Respons atas krisis kemanusiaan di negara itu disebut sebagai alasan pencabutan status teroris.
Kebijakan yang dikeluarkan Presiden AS, Joe Biden itu sekaligus menganulir keputusan menit terakhir pemerintahan Donald Trump yang paling dikritik itu.
Baca Juga: Kerap Berdandan Ala Joker, Pria Ini Serang Pekerja dengan Melempar Bola Bowling ke Kepalanya
Keputusan tersebut diungkapkan oleh Kantor Departemen Luar Negeri AS, Jumat (5/2/2021) waktu setempat.
“Tindakan kami disebabkan oleh konsekuensi kemanusiaan dari penunjukkan pada menit-menit terakhir dari pemerintahan sebelumnya, yang oleh PBB dan organisasi kemanusiaan telah dijelaskan akan mempercepat krisis kemanusiaan terburuk di dunia,” bunyi pernyataan Kantor Deplu AS dikutip dari Al-Jazeera.
Baca Juga: Pembaptisan Berujung Tragedi di Rumania, Bayi Berusia Enam Pekan Tewas saat Dibaptis
Kebijakan itu dikeluarkan hanya selang sehari dari keputusan Biden untuk menghentikan dukungan kepada Arab Saudi dan aliansinya pada perang Yaman.
Senator dari Demokrat, Chris Murphy yang merupakan anggota Komite Hubungan Luar Negeri, menyambut baik keputusan tersebut.
“Keputusan itu (status Houthi sebagai teroris oleh Trump), menghentikan makanan dan bantuan penting ke dalamYaman bakal mencegah negosiasi politik yang efektif,” katanya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di India Menurun Drastis, Hal Ini Diyakini Sebagai Penentunya
PBB mendeskripsikan Yaman sebagai negara dengan kasus krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Dari 24 juta warganya, 80 persen di antaranya dalam kondisi membutuhkan bantuan.
PBB pun sempat memperingatkan Trump bahwa memberikan status teroris kepada Houthi akan mendorong jutaan warga Yaman dalam wabah kelaparan berskala besar.
Namun, tampaknya Trump tak mempedulikan hal itu dan tetap menjatuhkan putusan tersebut kepada Yaman.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.