JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) beberapa waktu lalu membatalkan hasil lelang frekuensi 2,3 GHz yang akan digunakan untuk menggelar layanan 5G di Indonesia.
Penyedia teknologi untuk ekosistem 5G di Indonesia, seperti dilansir dari Kompas.com Jumat (05/02/2021), mendesak pemerintah untuk segera menentukan spektrum yang akan digunakan di koneksi super kencang itu.
Bahkan operator, perangkat, dan teknologi yang mendukung koneksi ini dianggap sudah siap.
Baca Juga: Nokia Bidik Pengembangan 5G Indonesia
“Dari segi operator, device, teknologi cip, para penyedia layanan 5G sudah siap. Yang belum siap itu regulasi dan spektrum untuk menggelar 5G di Indonesia,” jelas Shannedy Ong, Direktur Qualcomm Indonesia dalam acara talkshow daring, Kamis kemarin.
Menurutnya penerapan dan komersialisasi teknologi 5G dapat membawa dampak ekonomi pada sektor barang dan jasa hingga 12 triliun dolar AS atau setara 168.326 triliun rupiah.
“Teknologi ini bawa lanskap bisnis baru yang sebelumnya tak pernah ada. Teknologi 5G penting bagi Indonesia yang tengah menyongsong industri 4.0,” kata Shannedy.
Internet generasi kelima ini memiliki berbagai keunggulan dibandingkan para pendahulunya.
“Teknologi 5G menawarkan kecepatan lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan jaringan 4G,” jelasnya.
Shannedy melanjutkan kecepatan 5G sudah bukan Megabit per second (Mbps) melainkan Gigabit per second (Gbps)
Baca Juga: Korea Selatan Luncurkan Jaringan 5G
“Dengan kecepatan itu, bisa dipakai untuk streaming resolusi 4K dan 8K. Enggak ada buffering sama sekali,” pungkasnya.
Jaringan 5G sudah diterapkan di Korea Selatan pada tahun 2017. Tahun lalu koneksi itu dapat digunakan secara komersial di negeri ginseng tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.