JAKARTA, KOMPAS.TV - Bermula dari tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan kemudian berbalas bantahan dari Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Tuduhan AHY dan sejumlah pengurus Partai Demokrat, bahwa ada gerakan pengambilan paksa kepemimpinan partai melalui mekanisme kongres luar biasa, mengungkap dugaan keterlibatan Moeldoko dan empat orang lainnya yang merupakan kader aktif dan mantan kader Demokrat.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu, Bappilu, Partai Demokrat, Andi Arief menuding Moeldoko-lah lingkar dalam presiden yang ingin mengambil alih kepemimpinan AHY di Partai Demokrat.
"Banyak yang bertanya, siapa orang dekat pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan mendapat restu pak Jokowi", tulis andi arief dalam kicauan di akun media sosialnya.
Politisi Partai Demokrat lainnya, rachlan nasidik, juga melempar tudingan di media sosialnya, bahwa moeldoko telah berbohong.
"Pertemuan itu bukan di kediaman, tapi di hotel Aston Rasuna lantai 28,Rabu tanggal 27 Januari 2021 pukul 21.00. Anda datang ke situ,bukan mereka mendatangi anda. Anda bertemu Marzuki Alie, Jhoni Allen, Nazarudin dan Darmizal", kicau Rachland Nasidik.
Sejumlah pendiri dan senior Partai Demokrat menilai, pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono mengenai adanya orang dari luar partai, yang melakukan gerakan pengambilalihan kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat, kurang tepat.
Menurut mereka, kisruh yang terjadi lebih merupakan persoalan internal partai yang bertitik tolak dari kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.