Wow, Reptil Terkecil di Dunia Ini Punya Alat Kelamin Besar

MUNCHEN, KOMPAS.TV - Brookesia nana adalah bunglon yang berukuran sangat kecil. Hewan ini bahkan lebih kecil dari ujung jari manusia.  

Ilmuwan menyebut, Brookesia nana mungkin reptil terkecil di dunia. Reptil ini hidup di hutan hujan di Madagaskar.

Brookesia nana jantan memiliki panjang 13,5 milimeter. Sementara, reptil betina berukuran agak lebih besar dengan 19,2 milimeter. Panjangnya diukur dari moncong hingga lubang angin (celah di bawah ekor).

Baca Juga: Oh, Ternyata Begini Caranya Dinosaurus Berhubungan Seks...

Pakar reptil dan amfibi (herpetolog) Mark Scherz menggambarkan bunglon ini sebagai "kasus spektakuler peminiaturan ekstrem".

Namun, jangan salah, hewan ini memiliki alat kelamin yang besar. Hal ini sejalan dengan temuan para ilmuwan bahwa "spesies terkecil seringkali memiliki ukuran alat kelamin terbesar secara proporsional”.

Ilmuwan masih menduga-duga soal penjelasan praktis tentang itu.

"Kami pikir ini mungkin juga terkait dengan dimorfisme ukuran," tulis Scherz dalam jurnal Scientific Reports. Dimorfisme adalah perbedaan fisik atau tingkah laku jenis kelamin berbeda dari spesies yang sama.

Baca Juga: Misteri 49 Hewan Ternak Mati Mendadak dengan Luka Sobek

Menurut Scherz, bila betina memiliki ukuran yang lebih besar, hewan jantan akan mengembangkan alat kelamin yang besar.

Banyak misteri masih menyelimuti Brookesia nana. Para peneliti berharap untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara kawin reptil sambil berusaha memahami fitur fisik mereka.

Baca Juga: Kelaparan dan Ada Luka Sajam di Kepala, Tiga Orang Utan Ini Berhasil Diselamatkan

Reptil kecil ini mungkin tampak tidak nyata, terutama jika hewan ini dibandingkan jari telunjuk manusia. Hewan ini lebih kecil dari jari manusia.

Brookesia nana baru diketahui dari penemuan dua spesimen dari satu lokasi. Karena itu, reptil ini menjadi hewan yang sangat langka dan mungkin terancam punah.

Tim peneliti telah mengajukan agar Brookesia nana terdaftar sebagai hewan yang terancam punah karena hilangnya habitat mereka di Madagaskar dari aktivitas manusia.