JAKARTA, KOMPAS.TV - Sistem transaksi tol nontunai nirsentuh tanpa stop berbasis Multilane Free Flow (MLFF) segera diterapkan di Indonesia. MLFF ini berteknologi GNSS (Global Navigation Satelite System) dari Roatex, Ltd, Hungaria.
Dengan teknologi tersebut, transaksi pembayaran jalan tol memungkinkan kendaraan tidak perlu berhenti ketika membayar tarif di gerbang tol.
Solusi teknologi yang akan diterapkan berbasis GNSS ini merupakan teknologi paling mutakhir dalam sistem transaksi nontunai nirsentuh MLFF.
Baca Juga: Perusahaan Hongaria Pemenang Tender Tol Nirsentuh
Chief Operating Officer (COO) Roatex, Andras Szabo mengungkapkan, kendaraan nantinya tak perlu lagi berhenti melakukan tap. Dengan kata lain, pengendara bisa membayar tol tanpa setop di gerbang tol.
Sebab, sistem pembayaran di tol akan menggunakan sistem transaksi tol nontunai nirsentuh berbasis MLFF berteknologi GNSS.
Teknologi ini sangat terbuka bagi pengembangan untuk pelayanan jalan berbayar lainnya, seperti ERP (Electronic Road Payment), trafik manajemen berbasis data induk (Big Data), dynamic pricing, parking, dan lain-lain sesuai perkembangan kebutuhannya.
"Singkatnya, setiap kendaraan yang lewat tol akan langsung terdeteksi oleh teknologi itu dan otomatis saldo e-wallet pengendara akan dipotong oleh sistem tersebut," kata Andras di Jakarta, dikutip dari Kontan, Minggu (31/1/2021).
Baca Juga: Jadi Salah Satu Tergugat dalam Tol Desari, Ini Jawaban Kementerian PUPR ke Tommy Soeharto
Terintegrasi Aplikasi Smartphone dan Fintech
Pada saatnya nanti, setiap kendaraan atau pengguna jalan tol akan diperkenalkan dengan perangkat e-Obu (aplikasi smartphone), atau onboard unit (OBU) atau tiket perjalanan (road ticket) bagi yang hanya sekali jalan.
Syarat utamanya, pengguna harus menginstall aplikasi e-Onboard Unit (OBU) di smartphone masing-masing. Nanti diwajibkan untuk melakukan register di e-OBU.
Setelah teregistrasi, e-OBU pengguna akan tersambung dengan sistem pusat dari operator. Nantinya, pembayaran langsung lewat aplikasi tersebut.
Rencananya, implementasi sistem tersebut dilakukan dengan beberapa alternatif. Salah satunya dengan menggunakan financial technology (fintech) dalam negeri seperti LinkAja, GoPay, dan Ovo, kredit, dan debit.
Model pertama ini berlaku untuk pengguna yang hanya sesekali menggunakan tol. Sementara untuk kendaraan seperti taksi yang masuk tol berulang kali, mereka bisa memasang alat OBU yang sekarang banyak di pasaran.
"Setelah itu, pengemudi taksi menghubungi OBU di mobil mereka dengan sistem di operator. Sama seperti yang pertama, transaksi pun akan langsung dilakukan lewat alat tersebut," katanya.
Kendati demikian, pengguna tetap bisa masuk jalan tol ini bila tak ingin menginstal e-OBU, ataupun memasang alat OBU.
Seperti untuk jenis pengguna yang dari luar Jawa yang kadang hanya satu kali saja masuk tol, mereka bisa membeli saldo elektronik di toko ritel seperti Indomaret dan Alfamart.
"Di sana, mereka membayar lebih dulu tiket tol yang ingin mereka lewati dan mencantumkan nomor polisi kendaraannya," jelas Andras.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.