BEIJING, KOMPAS.TV - China telah berulang kali mengeluh tentang kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang mendekati pulau-pulau yang didudukinya di Laut China Selatan.
Kali ini, tentara AS kembali masuk ke perairan Laut China Selatan. Sekelompok kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt dan didampingi oleh tiga kapal perang, memasuki perairan Laut China Selatan pada hari Sabtu (24/1/2021) untuk mempromosikan hal yang mereka sebut sebagai ‘kebebasan laut’. Peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah Joe Biden dilantik menjadi presiden AS.
“Amerika Serikat sering mengirim kapal dan pesawat ke Laut China Selatan untuk ‘melenturkan ototnya’ dan ini tidak baik untuk perdamaian,” kata Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin (25/1/2021), seperti dikutip dari arabnews.com.
Baca Juga: Armada Kapal Induk China Bergerak Ke Laut China Selatan
Laut China Selatan yang strategis merupakan tempat lalu lintas perdagangan bernilai triliunan dolar dan telah lama menjadi fokus perselisihan antara Beijing dan Washington. China bahkan dikabarkan marah akan adanya aktivitas militer AS di sana.
"Amerika Serikat sering mengirim pesawat dan kapal ke Laut China Selatan untuk melenturkan ototnya," kata juru bicara kementerian luar negeri, Zhao Lijian, kepada wartawan.
“Ini tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tambahnya
China telah berulang kali mengeluh tentang kapal Angkatan Laut AS yang mendekati pulau-pulau yang didudukinya di Laut China Selatan, yang menjadi sengketa dengan beberapa negara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Taiwan.
Kapal pengangkut memasuki Laut China Selatan pada saat yang sama, ketika Taiwan melaporkan serangan oleh jet angkatan udara China ke bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udaranya. Serangan ini memicu kekhawatiran dari Washington.
Baca Juga: Menlu Amerika Serikat Dukung Sikap Indonesia di Laut China Selatan
China belum berkomentar tentang apa yang dilakukan angkatan udaranya terhadap Taiwan. Tapi dia menegaskan kembali posisi China, bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari China dan bahwa Amerika Serikat harus mematuhi prinsip "one China policy".
Namun demikian, pemerintahan Biden telah menyatakan komitmen mereka, bahwa komitmen AS kepada Taiwan merupakan hal yang kokoh.
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Namun AS merupakan pendukung internasional Taiwan dan pemasok senjata utama kepada pulau yang penting ini. Dukungan AS terhadap Taiwan ini membuat China gusar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.