JAKARTA, KOMPAS.TV - Kapolri terpilih Komisaris Jenderal (Komjen) Listyo Sigit Prabowo diingatkan konsekuensi penggunaan teknologi secara masif dalam kepemimpinannya nanti.
Baca Juga: DPR Sahkan Komjen Listyo Sigit Sebagai Kapolri Terpilih
Janjinya dalam uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Komisi III DPR RI, Rabu (20/1/2021) lalu itu mendapat tanggapan dari Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi.
“Kalau teknologi Polri 4.0, maka jumlah personel Polri bakal berkurang,” ujar Muradi, dalam diskusi daring (online) yang digelar Jumat, (22/1/2021).
Menurut Muradi, hal itu bila dilaksanakan, boleh jadi nanti tidak mencapai 800 ribu personel. Cukup 350 atau 400 ribu.
"Sisanya ya teknologi semua. Ini kalau mau konsekuen,” tutur Muradi.
Namun demikian, konsep Listyo Sigit, kata Muradi, masih belum jelas soal penggunaan teknologi tersebut di lingkungan Polri.
Di sejumlah negara, penggunaan teknologi sudah dilakukan, seperti Spanyol yang menggunakan drone di perkotaan, atau Inggris yang masif menggunakan teknologi informasi dalam pelayanan masyarakat.
Baca Juga: Kabareskrim Baru Akan Diumumkan Setelah Komjen Listyo Sigit Dilantik Jadi Kapolri
Muradi mengatakan, sebaiknya konsep itu dimatangkan agar bisa dilakukan dalam tiga tahun ke depan.
Sebab, Muradi menambakan, ada keuntungan situasi yang dimiliki Listyo, yakni bonus politik.
Artinya, lanjut Muradi, dalam tiga tahun ke depan tak ada peristiwa politik yang begitu penting.
“Tiga tahun ini (ke depan) bonus politik. Jadi semestinya situasi ini dimanfaatkan betul oleh Jenderal Listyo Sigit untuk take off dari Polri yang 3.0 ke 4.0,” ujar Muradi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.