JAKARTA, KOIMPAS.TV- Di Indonesia, setiap usia libur panjang, jumlah kasus Covid-19 selalu mengalamai kenaikan sebesar 40 persen. Hal ini pun membuat terkejut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Menkes mengaku mendapatkan laporan tersebut berdasarkan pemaparan sejumlah pemerhati, relawan dan pegiat penanganan Covid-19 di Indonesia seperti KawalCovid-19 dan PandemicTalks.
Budi mengaku mengundang para pegiat Covid-19 tersebut untuk memberikan pemaparan dan mengkritisi kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19. Dirinya mengaku kaget ketika ada pemaparan soal data kenaikan kasus Covid-19 berdasarkan pemantauan para relawan di lapangan itu.
Baca Juga: Penyebaran Covid-19 Belum Terkendali, Menkes Budi Sadikin: Cara Testingnya Salah
“Yang bikin saya kaget, mereka persentasi, "Pak, ini data kami. Setiap habis liburan panjang selalu naik 40 persen. Orang enggak karuan pergerakannya,” ujar Budi Gunadi Sadikin dikutip dari Kompas.com, Jumat (22/1/2021).
Yang menjadi persoalan, kata Budi, pada periode libur panjang sebelumnya, angka keterisian rumah sakit masih rendah. Sementara itu, saat Budi resmi menjabat Menkes, angka keterisian RS sudah tinggi. Saat itu, keterisian RS yang tinggi sudah terjadi sebelum libur Natal dan Tahun Baru.
“Sehingga begitu balik (pulang liburan) pada pekan kedua, pekan ketiga akan meledak (keterisian) itu RS,” ungkap Budi.
Baca Juga: Dihubungi CEO & Konglomerat soal Vaksin Mandiri, Menkes: Ini Program Sosialis, bukan Individualis
Untuk mengantisipasi hal itu, Budi mengambil kebijakan menambah kuota tempat tidur sebanyak 30 persen.
Setelah itu, kendala kekurangan tenaga kesehatan juga diatasi dengan memudahkan para alumni pendidikan kedokteran dan kesehatan agar bisa langsung bekerja di RS. Tujuannya agar bisa membantu para tenaga kesehatan yang sudah kelelahan atau terpapar Covid-19.
Meski sudah melakukan sejumlah upaya, Budi menyebut masa kerjanya baru berjalan sekitar tiga pekan. Sehingga masih perlu banyak usaha dan dukungan semua pihak dalam mengatasi pandemi.
Budi pun menekankan bahwa untuk mengatasi pandemi, penanganan di RS dan vaksinasi bukanlah segalanya. Yang paling penting kata dia adalah perubahan protokol kesehatan (prokes) dan bagaimana disiplin menjalankannya.
Baca Juga: Menag Kirim Surat ke Menkes Minta Jemaah Haji dan Petugas Dapat Prioritas Vaksin Covid-19
Terpisah, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto menyebut kebijakan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali dan bahkan diperpanjang kembali hingga saat ini belum terlihat hasilnya.
Apabila kebijakan ini secara jangka panjang tidak bisa menekan penularan Covid-19, Slamet menyarankan harus ada kebijakan lain yang lebih ketat.
“PPKM belum kelihatan hasilnya. Perpanjangan PPKM juga belum bisa dinilai. Kalau tidak bisa (menekan penularan), ya harus diperketat lagi,” tegas Slamet.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.