Kompas TV bisnis kompas bisnis

WHO: Dunia di Ambang Kegagalan Moral Rebutan Vaksin

Kompas.tv - 22 Januari 2021, 11:15 WIB
Penulis : Merlion Gusti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah melalui kementerian bumn membuka peluang vaksinasi mandiri, alias tidak gratis, tanpa subsidi negara. Tetapi di sisi lain, organisasi kesehatan dunia memberi peringatan keras, bahwa dunia di ambang kegagalan moral vaksin.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memberikan peringatan keras. Vaksinasi dunia terancam menemui kegagalan moral. 

Perebutan vaksin antar kelompok yang memiliki uang dan kuasa, membuat negara miskin kesulitan mendapat vaksin. Sederhananya, kesehatan milik si kaya, dan yang miskin akan tetap sakit.

Perebutan vaksin berpotensi membuat target herd immunity dunia mencapai 60 sampai 80 persen juga gagal tercapai. Padahal, kekebalan komunitas adalah kunci utama membangkitkan ekonomi yang terpuruk.

Tetapi, fakta lain juga mengatakan, ada kelompok orang yang justru meminta vaksin dipercepat untuk dirinya.

Perebutan terjadi karena produksi vaksin dunia terbatas. Dari toal jumlah penduduk dunia yang mencapai 7,8 miliar orang, kapasitas vaksin hanya 6,2 miliar dosis. 

Inipun mencakup vaksin lain seperti TBC, polio, hepatitis dan lainnnya.

Kementerian kesehatan mengatakan, indonesia saat ini sudah mengamankan sekitar 600 juta vaksin, dengan 300 juta di antaranya memakai opsi pengiriman, berdasarkan keterdesakan.

Meski who sudah mengingatkan bahwa dunia sedang di ambang kehancuran moral perebutan vaksin, pemerintah Indonesia rupanya tetap membuka opsi vaksin mandiri, alias beli sendiri tanpa subsidi negara.
 
Vaksin covid-19 memang instan diracik, tetapi dampak harapan yang ditimbulkan sangat luar biasa. 

Masih mengutip peringatan WHO, pendekatan "Saya Duluan" akan merugikan dalam proses vaksinasi. 

Efek ego saya duluan berpotensi melambungkan harga vaksin, dan justru memperpanjang usia pandemi, yang berujung menekan usia ekonomi. 

Mari pangkas ego bersama, prioritaskan yang memang pantas didulukan menerima vaksin.
 
 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x