Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Bappenas: Kerugian Akibat Pandemi Covid-19 Capai Rp1.000 Triliun

Kompas.tv - 21 Januari 2021, 19:27 WIB
bappenas-kerugian-akibat-pandemi-covid-19-capai-rp1-000-triliun
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkap kerugian perekonomian akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sebesar Rp1.000 triliun. (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sudah hampir setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia. Dampak pandemi terhadap perekonomian negara-negara pun sangat besar, termasuk Indonesia.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, banyak masyarakat kehilangan jam kerja dan penghasilan karena pembatasan aktivitas selama pandemi.

"Dari hitungan Bappenas dan sudah dikonfirmasi oleh BPS, bahwa ada sekitar 24 juta tenaga kerja yang kehilangan jam kerja. Bukan kehilangan kerja, tetapi jam kerja dan minimal separuh dari waktu kerja kerjanya."

Baca Juga: Menko Perekonomian: Sambut Tahun 2021 dengan Optimisme

"Jadi kalau dia kerja 40 jam per minggu mungkin dia kehilangan 20 jam per minggu," kata Suharso dalam Kompas 100 CEO Forum, Kamis (21/1/2021).

Pekerja yang kehilangan jam kerja terutama berasal dari sektor pariwisata dan manufaktur, dengan total penghasilan pekerja yang hilang sebesar Rp360 triliun.

Pekerja dari dua industri tersebut selama ini memang dibayar berdasarkan jam kerja, sehingga pemotongan jam kerja sangat mempengaruhi penghasilan mereka.

Suharso menjelaskan, total penghasilan tersebut terdiri atas 18 juta pekerja di sektor manufaktur dan 12 juta pekerja di sektor pariwisata. Belum lagi sektor lainnya.

“Lalu industry impact dan indirect impact itu sudah mendekati Rp1.000 triliun. Ini menjelaskan bahwa daya beli berkurang. Dan GDP (Gross Domestic Product) kita sebagian besar adalah konsumsi rumah tangga,” jelasnya.

Baca Juga: 11th Kompas 100 CEO Forum: Strategi dan Optimisme Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi

Selama ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Sehingga, jika daya beli masyarakat menurun, pertumbuhan ekonomi pasti sangat terpengaruh.

Menurut Suharso, pemulihan daya beli masyarakat juga menjadi penting selain mengatasi pandemi. Dalam jangka pendek, pemberian berbagai macam bantuan sosial secara tunai diharapkan berdampak langsung pada meningkatnya daya beli masyarakat. (Dina Karina)



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x