BEIJING, KOMPAS.TV - China membantah tuduhan Washington bahwa Beijing melakukan genosida terhadap Uighur dan minoritas Muslim lainnya sebagai "kebohongan yang keterlaluan" dan "racun" dalam periode agresif hubungan antara negara adidaya.
Di bawah Pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan habis masa jabatannya, AS berulang kali dianggap mencari gara-gara dengan China mengenai perdagangan, keamanan, teknologi, asal-usul pandemi Covid-19, dan hak asasi dari Hong Kong lalu ke Xinjiang, rumah bagi minoritas Uighur.
Di hari terakhir Pemerintahan Trump, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo melemparkan batu terakhirnya melawan China.
Baca Juga: Terkuak! Alasan Pemerintah Utamakan Vaksin Covid-19 dari China
Menlu AS ini mengatakan, penahanan besar-besaran Beijing terhadap sebagian besar minoritas Muslim di wilayah Xinjiang sama dengan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Kami menyaksikan upaya sistematis untuk menghancurkan Uighur oleh negara partai China," kata Pompeo pada Selasa (19/01/2021), seperti dikutip Channel News Asia, Rabu (20/01/2021)
Genosida tidak pernah terjadi
Kementerian Luar Negeri China membalas dengan menuduh Pompeo mengarang "proposisi palsu yang sensasional" selama masa jabatannya.
"Genosida tidak pernah terjadi di masa lalu, tidak terjadi sekarang, dan tidak akan pernah terjadi di China," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, Rabu (20/01/2021), seperti dilansir Channel News Asia.
Baca Juga: PDB China Tembus 100 triliun Yuan pada 2020
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.