JAKARTA, KOMPAS.TV - Praktik terkait swab yang dilakukan sendiri tanpa bantuan ahli marak menjadi perbincangan. Bahkan, alat untuk melakukan swab itu sendiri terpantau cukup banyak diperjualbelikan di e-commerce.
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa rapid test antigen tidak boleh dilakukan secara mandiri atau dilakukan bukan oleh ahlinya. Menurutnya, jika hal itu dilakukan maka akan berpotensi munculnya false positive atau false negative.
Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), DR dr Sarwastuti Hendradewi, SpTHT-KL(K) mengatakan, ada beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi jika swab tidak dilakukan oleh tenaga profesional.
Hasil tersebut diakibatkan karena kesalahan mendasar dari teknik atau pemahaman pemeriksaan penunjang. Karena itu membaca hasil tes harus dilakukan oleh dokter atau tenaga ahli.
Baca Juga: Syarat Baru Naik Kereta Api dan Pesawat Jika Hendak ke Luar Kota, Wajib Swab Antigen
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah swab nasofaring dilakukan melalui lubang hidung. Dalam hidung terdapat banyak pembuluh darah dan lapisan kulit dalam (mukosa) yang tipis.
Oleh karena itu, orang awam yang tidak memahami struktur anatomi hidung dan tidak mengetahui bagian yang harus diambil tidak diperkenankan untuk melakukan swab mandiri.
Dewi menjelaskan, risiko pendarahan dapat terjadi jika tangkai swab mengenai pembuluh darah, apalagi di hidung banyak sekali pembuluh darah yang mudah pecah. Pendarahan yang banyak juga dapat menimbulkan syok karena panik dan menyumbat jalan napas.
Baca Juga: BCL Lakukan Tes Swab Tanpa Tenaga Medis, Relawan Satgas Covid-19: Tidak Disarankan
Dari berbagai risiko tersebut, Dewi mengingatkan, sebaiknya swab atau rapid antigen dilakukan oleh tenaga profesional yang sudah mengetahui tekni swab dan struktur anatomi hidung dengan baik.
Sebab, tindakan ini dapat meminimalkan risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Petugas yang melakukan swab juga sebaiknya dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) lengkap agar tidak terpapar virus.
Swab antigen belakangan banyak dipilih karena harganya yang lebih murah dibandingkan swab PCR dan hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan rapid tes antibodi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.