Kompas TV regional berita daerah

Bergejala Virus Corona Meninggal di Taksi Online Usai Ditolak 10 Rumah Sakit, Ini Kata Ridwan Kamil

Kompas.tv - 19 Januari 2021, 11:08 WIB
bergejala-virus-corona-meninggal-di-taksi-online-usai-ditolak-10-rumah-sakit-ini-kata-ridwan-kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/1/2021). (Sumber: Humas Pemprov Jabar)
Penulis : Gading Persada

DEPOK, KOMPAS.TV- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil angkat bicara terkait meninggalnya warga Kota Depok di dalam taksi online lantaran ditolak 10 rumah sakit rujukan akibat penuh.

Dikabarkan pula, penumpang tersebut ternyata bergejala Covid-19.

“Ikut berduka cita terkait kabar tersebut. Harusnya tidak terjadi,” ujar Emil di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/01/2021) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, kejadian itu tak boleh terulang lagi.
 

Baca Juga: Mohon dengan Sangat, Ini Imbauan Ridwan Kamil untuk Ribuan Orang di Jabar yang Sembuh dari Covid-19

Gubernur yang kerap tampil disejumlah akun sosial media (sosmed)-nya itu pun meminta agar gugus tugas daerah bisa menganalisa tingkat keparahan pasien. Itulah kenapa, lanjut Emil, Jawa Barat terus gencar mengoptimalkan gedung milik pemerintah untuk pasien Covid-19 bergejala ringan untuk mengurangi okupansi rumah sakit.

“Kenapa di Jabar sekarang yang (terpapar) Covid-19 gejala ringan tidak dirawat di rumah sakit supaya rumah sakitnya kosong,” kata dia.

Emil pun menuturkan, analisa pasien perlu diperhatikan agar keterisian rumah sakit bisa optimal khususnya bagi pasien dengan gejala berat.

Baca Juga: Evaluasi Prokes di Jabar, Ridwan Kamil: Kota Bekasi Paling Taat, Kota Depok Paling Bandel

“Jadi ada analisa yang tidak tepat karena kalau dia sampai kayak gitu berarti kan parah. Yang kena Covid ada ringan sedang berat. Kalau dua ini masuk katagori jadi harusnya penanganan cepat jadi evaluasi untuk Kota Depok,” tuturnya.

Lalu, kata dia, menangani pasien adalah urusan kemanusiaan. Idealnya, pasien bisa dirujuk ke daerah terdekat.

“Ini kan urusan kemanusiaan kalau di Depok gak ada harusnya ke kabupaten atau kota lain. Itu lah kenapa yang ngisi rumah sakit di Bandung itu kan bukan warga Bandung, dari mana-mana, kita gak melarang, Depok juga sama. Jadi kalau di Depok ada kendala tidak serta merta tidak bisa di tempat lain,” papar dia.

Sebagaimana diketahui, seorang warga domisili Depok dilaporkan meninggal di taksi online dalam keadaan menderita gejala seperti Covid-19, setelah ditolak banyak rumah sakit rujukan.

Hal itu disampaikan LaporCovid19 yang menerima laporan secara langsung dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.

Baca Juga: Giliran Kepala Daerah Disuntik Vaksin, Ridwan Kamil: Vaksinasi Kewajiban, Bukan Pilihan

“Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19,” demikian tulis LaporCovid19 melalui keterangan pers bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Jumat (15/1/2021).

Meski mendapat laporan pada 3 Januari 2021, insiden itu terjadi pada 20 Desember 2020. Insiden itu menimpa seorang ayah yang kesulitan mencari rumah sakit rujukan Covid-19 saat dirinya mengalami sesak nafas dan sejumlah gejala lain yang mirip Covid-19.
 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x