TOKYO, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga hari Senin (18/01/2021) kepada parlemen Jepang berjanji akan melanjutkan persiapan pelaksanaan Olimpiade Tokyo musim panas ini, ditengah meningkatnya penolakan rakyat Jepang karena negara itu sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga masa persiapan olimpiade, demikian dilansir Associated Press, Senin (18/01/2021).
Seperti dilaporkan Associated Press, Suga pada sidang parlemen itu menyatakan pemerintah Jepang akan menggelar vaksinasi paling lambat akhir Februari 2021.
"Untuk mengembalikan rasa aman, saya akan membuat pandemi virus Corona, yang merajalela di dunia dan kini merambah Jepang dengan parah, dapat dikendalikan secepatnya," tutur Suga seraya melanjutkan,"Saya akan berada di garis depan peperangan ini sementara mengupayakan kerja sama masyarakat,"
Baca Juga: IOC: Tidak Ada Jaminan Olimpiade Akan Tetap Berlangsung
Suga berjanji akan membuat Olimpiade Tokyo tahun ini sebagai "bukti kemenangan umat manusia melawan virus Corona,"
"Kita akan melaksanakan upaya pencegahan penularan secara penuh dan akan melanjutkan persiapan, dengan keyakinan berhasil melaksanakan (Olimpiade) yang bisa memberi harapan dan keberanian di seluruh dunia," tegas Suga
Jajak pendapat terbaru menunjukkan 80 persen publik di Jepang menganggap Olimpiade tidak perlu dan tidau usah dilaksanakan.
Baru-baru ini, beredar kabar bahwa Olimpiade Tokyo akan ditunda hingga 2032, yang langsung menimbulkan kehebohan di kalangan para atlet yang akan tampil kurang dari 200 hari lagi.
Baca Juga: Biaya Olimpiade Tokyo Tahun Depan Membengkak Jadi 15,4 Miliar Dollar AS
Baik Komite Olimpiade Internasional (International Olympics Committee/IOC) maupun panitia penyelenggara Tokyo 2020 langsung bergerak cepat untuk menepis isu tersebut, membantah semua laporan tentang pembatalan Olimpiade sebagai "berita palsu".
Keduanya menegaskan kembali komitmen mereka untuk menggelar Olimpiade Tokyo 2020, yang sempat tertunda, dan kini akan dilaksanakan pada musim panas tahun 2021.
Suga mengatakan vaksin adalah "penentu" dari jalannya pandemi dan berharap untuk memulai vaksinasi ketika Kementerian Kesehatan Jepang menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer, paling cepat akhir Februari.
Tetapi kecepatan penyuntikan bisa lambat, karena survei menunjukkan banyak orang khawatir tentang keamanan vaksin.
Baca Juga: IOC Dorong Peserta Olimpiade Untuk Divaksin Covid-19
Suga kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa dia membuat pos kementerian baru untuk memastikan kelancaran pengiriman vaksin yang aman dan efektif, menunjuk Menteri Reformasi Administrasi Taro Kono untuk merangkap sebagai menteri vaksin.
Sebelumnya pada bulan ini, Suga mengumumkan status keadaan darurat pandemi COVID-19 di Tokyo dan tiga prefektur di sekitarnya sebagai upaya untuk mencegah lonjakan kembali virus tersebut. Status itu kemudian diperluas ke tujuh prefektur lainnya termasuk Osaka dan Aichi pekan lalu. "
Hal terpenting adalah menyediakan layanan medis yang diperlukan bagi orang-orang yang membutuhkan. Kami akan melakukan semua upaya untuk melindungi sistem kesehatan," kata pemimpin Jepang itu.
"Kami semua siap mengerahkan tim medis Pasukan Bela Diri (Jepang) jika diminta oleh para gubernur," imbuhnya. Selesai
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.