YERUSALEM, KOMPAS.TV - Dinas Pelayanan Penjara Israel mengumumkan akan memulai vaksinasi Covid-19 seluruh tahanan, termasuk warga Palestina. Pengumuman ini muncul setelah desakan datang dari kelompok hak asasi manusia, pejabat pemerintah Palestina, dan Jaksa Agung Israel.
Melansir Al Jazeera, Israel telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin bagi dua juta lebih warga negaranya. Dengan pencapaian itu, Israel menjadi negara dengan vaksinasi per kapita terbanyak di dunia.
Namun, belum ada persediaan vaksin untuk warga Palestina di Tepi Barat, yang dikuasai Israel, dan di Jalur Gaza yang terkepung Israel.
Sebelumnya, Menteri Keamanan Publik Amir Ohana mengatakan, tahanan asal Palestina akan jadi kelompok terakhir yang menerima suntik vaksin di antara para tahanan.
Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit bersurat pada Ohana dan menyebut ucapannya “bernoda ilegal”, menurut surat kabar Israel Ma’ariv.
Sebagian warga Israel, kelompok hak asasi manusia, dan Organisasi Pembebasan Palestina mendesak pemerintah Israel untuk memvaksinasi sekitar 4.400 tahanan asal Palestina.
Sekitar 250 warga Palestina di penjara Israel telah terbukti positif mengidap virus corona terbaru itu.
Menteri Kesehatan Israel Yuli Edelstein mengumumkan minggu lalu, dosis vaksin pertama akan dibagikan ke berbagai penjara pada beberapa hari ke depan.
“Mengikuti vaksinasi staf penjara, vaksinasi tahanan akan dimulai di penjara mengikuti protokol medis dan operasional yang dibuat Dinas Penjara,” tulis Dinas Penjara Israel dalam pernyataan resmi mereka pada Minggu (17/1/2021).
Surat kabar lokal Maan mengutip, pengumuman Dinas Penjara Israel itu juga menulis vaksinasi akan tersedia untuk “semua tahanan” dan “tak ada pengecualian”.
Merespon pengumuman itu, juru bicara Hamas mengatakan Israel memiliki kewajiban menyediakan vaksin bagi seluruh tahanan Palestina.
Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) juga meminta Israel menyediakan vaksin bagi 4,8 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Direktur HRW untuk Israel dan Palestina Omar Shakir menyoroti praktek vaksinasi penduduk Yahudi di hunian illegal di Tepi Barat yang mengabaikan warga Palestina.
“Semua orang di wilayah yang sama harus menjangkau vaksin secara adil, tak peduli etnis mereka,” kata Shakir mengkritik.
Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Palestina mengkritik Israel karena melakukan diskriminasi ras pada warga Palestina.
Pemerintah Palestina juga menyatakan telah menandatangani kontrak dengan empat perusahaan penyedia vaksin , termasuk dengan pembuat vaksin Rusia, Sputnik V. WHO juga akan memberikan persediaan vaksin melalui program vaksin untuk negara berpendapatan menengah dan miskin.
Otoritas Palestina berharap dapat memenuhi kebutuhan dosis vaksin yang untuk 70 persen penduduk Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Vaksin diperkirakan akan tiba di Palestina pada pertengahan Maret.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.